Bukittinggi  (ANTARA Bengkulu) - Gunung Marapi Sumatera Barat meletus sebanyak 41 kali terhitung sejak tanggal 1 Januari hingga 19 Februari 2012.

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi Suparmo di Bukittinggi, Minggu menyebutkan, dalam letusan tersebut gunung hanya menyemburkan abu vulkanik tipis.

"Letusan Marapi tidak rutin setiap hari. Terkadang dalam sehari gunung itu tidak meletus sama sekali," kata dia.

Saat gunung yang memiliki 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini meletus, kata dia, semburan abu vulkanik rata-rata setinggi 100-150 meter dimuntahkan dari puncaknya, namun pada Minggu (5/2) semburan abu vulkanik sempat mencapai 1.500 meter.

"Aktivitas Gunung Marapi saat ini cenderung menurun, namun letusan masih terjadi meski tidak rutin setiap hari. Status gunung masih waspada level II," katanya.

Terhitung dari 1 Januari hingga 19 Februari itu, selain letusan, gunung juga mengeluarkan sebanyak 49 kali hembusan, 4 kali vulkanik dalam (VA), 50 kali vulkanik dangkal (VB), 10 kali tektonik lokal dan 23 kali tektonik jauh.

Sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas pada 3 Agustus 2011, PVMBG telah memasang seismometer dan satu digital analog di ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada ketinggian 1.500 meter di Nagari Lasi.

Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun luar Sumatera Barat. (ANT)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012