Salah satu dari empat korban fatal dalam penembakan di pinggiran kota Los Angeles pada Rabu (31/3) adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang meninggal dalam pelukan ibu yang terluka saat berusaha menyelamatkannya, kata pejabat pada Kamis (1/4).
"Tampaknya seorang anak laki-laki meninggal dalam pelukan ibunya saat dia mencoba menyelamatkannya selama pembantaian yang mengerikan ini," kata Jaksa Wilayah Orange County Todd Spitzer pada konferensi pers.
Pertumpahan darah di Orange, California, sekitar 48 kilometer tenggara pusat kota Los Angeles, menandai penembakan massal ketiga yang mematikan di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari sebulan.
Dalam dua letusan senjata lainnya di bulan Maret, seorang pria membunuh delapan orang termasuk enam wanita Asia di tiga spa di area Atlanta, dan seorang pria lainnya melepaskan tembakan ke supermarket di Boulder, Colorado, menewaskan 10 orang.
Tidak seperti dua penembakan lainnya, para penyelidik di California mengatakan mereka dapat segera menentukan bahwa penembak mengenal korban, mengesampingkan tindakan kekerasan secara acak.
"Motif awal diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban," kata Letnan Jennifer Amat dari Departemen Kepolisian Oranye pada konferensi pers.
Para pejabat mengidentifikasi tersangka sebagai Aminadab Gaxiola Gonzalez, 44, seorang warga dekat kota Fullerton.
Selain anak laki-laki, korban jiwa lainnya adalah seorang pria dan dua wanita.
Pelaku penembakan dan wanita yang melindungi bocah itu tetap dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis tetapi stabil, kata Amat.
Pada Rabu sore, tersangka memasuki kompleks perkantoran bisnis bernama Unified Homes yang membeli dan menjual rumah mobil.
Tersangka mengunci gerbang belakang dengan kunci sepeda, kata polisi.
Tembakan masih terus dilakukan ketika petugas tiba, kata pejabat, tetapi gerbang kompleks dikunci sampai mereka bisa memutuskan rantai dengan pemotong baut.
"Sementara itu, amukan mengerikan sedang terjadi di kantor dan orang-orang sekarat karena ditembak," kata Spitzer.
Dari luar halaman, dua petugas terlibat baku tembak dengan tersangka. Kemudian tersangka yang terluka ditangkap, kata Amat.
Pihak berwenang menemukan pistol semi-otomatis dan ransel berisi semprotan merica, borgol, dan amunisi yang mereka yakini milik tersangka.
Setelah membantu wanita yang terluka karena melindungi anak laki-laki berusia 9 tahun yang akhirnya tewas terkena tembakan.
Polisi menggeledah kompleks tersebut dan menemukan seorang wanita tewas di lantai atas di luar ruangan.
Kemudian, polisi menemukan seorang pria tewas di dalam gedung perkantoran, dan seorang wanita meninggal di gedung perkantoran lain, kata Amat.
Polisi merahasiakan identitas mereka sampai kerabat diberi tahu.
Sumber : Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Tampaknya seorang anak laki-laki meninggal dalam pelukan ibunya saat dia mencoba menyelamatkannya selama pembantaian yang mengerikan ini," kata Jaksa Wilayah Orange County Todd Spitzer pada konferensi pers.
Pertumpahan darah di Orange, California, sekitar 48 kilometer tenggara pusat kota Los Angeles, menandai penembakan massal ketiga yang mematikan di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari sebulan.
Dalam dua letusan senjata lainnya di bulan Maret, seorang pria membunuh delapan orang termasuk enam wanita Asia di tiga spa di area Atlanta, dan seorang pria lainnya melepaskan tembakan ke supermarket di Boulder, Colorado, menewaskan 10 orang.
Tidak seperti dua penembakan lainnya, para penyelidik di California mengatakan mereka dapat segera menentukan bahwa penembak mengenal korban, mengesampingkan tindakan kekerasan secara acak.
"Motif awal diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban," kata Letnan Jennifer Amat dari Departemen Kepolisian Oranye pada konferensi pers.
Para pejabat mengidentifikasi tersangka sebagai Aminadab Gaxiola Gonzalez, 44, seorang warga dekat kota Fullerton.
Selain anak laki-laki, korban jiwa lainnya adalah seorang pria dan dua wanita.
Pelaku penembakan dan wanita yang melindungi bocah itu tetap dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis tetapi stabil, kata Amat.
Pada Rabu sore, tersangka memasuki kompleks perkantoran bisnis bernama Unified Homes yang membeli dan menjual rumah mobil.
Tersangka mengunci gerbang belakang dengan kunci sepeda, kata polisi.
Tembakan masih terus dilakukan ketika petugas tiba, kata pejabat, tetapi gerbang kompleks dikunci sampai mereka bisa memutuskan rantai dengan pemotong baut.
"Sementara itu, amukan mengerikan sedang terjadi di kantor dan orang-orang sekarat karena ditembak," kata Spitzer.
Dari luar halaman, dua petugas terlibat baku tembak dengan tersangka. Kemudian tersangka yang terluka ditangkap, kata Amat.
Pihak berwenang menemukan pistol semi-otomatis dan ransel berisi semprotan merica, borgol, dan amunisi yang mereka yakini milik tersangka.
Setelah membantu wanita yang terluka karena melindungi anak laki-laki berusia 9 tahun yang akhirnya tewas terkena tembakan.
Polisi menggeledah kompleks tersebut dan menemukan seorang wanita tewas di lantai atas di luar ruangan.
Kemudian, polisi menemukan seorang pria tewas di dalam gedung perkantoran, dan seorang wanita meninggal di gedung perkantoran lain, kata Amat.
Polisi merahasiakan identitas mereka sampai kerabat diberi tahu.
Sumber : Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021