Pagaralam, Sumsel (Antara Bengkulu) - Harga biji kopi robusta kering di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan sejak beberapa pekan ini anjlok dari Rp15 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram, sehingga petani di daerah itu sebagian besar menunda menjual komoditas tersebut.

Salah seorang petani, Gani (53), Sabtu mengatakan sementara mereka menyimpan kopi hasil panen yang telah kering siap jual, karena
sejak beberapa pekan ini harga turun dari sebelumnya mencapai Rp15 ribu kilogram.

Dia menjelaskan, saat ini memang masih dalam masa puncak panen kopi sehingga banyak warga yang menyimpan komoditas tersebut.

Padahal, kata dia, panen kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan sehingga banyak warga yang membutuhkan dana lebih.

Menurut dia, meskipun membutuhkan banyak uang tetapi sebagian menunggu sampai harga kopi kembali naik.

Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya agen-agen kopi di daerah ini tetap akan membeli dengan harga murah sampai stok kopi di petani menipis.

Ia mengatakan, setidaknya dengan menyimpan sementara biji kopi petani berharap harga naik.

Harga kopi di kota yang di kelilingi bukit barisan tersebut sampai kini sangat tergantung dengan pasaran dunia komoditas tersebut, seperti diungkapkan salah satu agen pengumpul di daerah itu.

Hal senada diungkapkan Buraida (50) kalau sampai kini lebih baik menyimpan biji kopi kering hasil panen ketimbang menjual karena harga turun.

"Mudah-mudahan secepatnya harga kopi naik karena menjelang lebaran biasanya membutuhkan banyak dana untuk merayakan hari kemenangan setelah sebulan berpuasa," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Nila Ertina

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013