Jayapura (Antara Bengkulu) - Pengurus Pertina Papua menuding kelalaian panitia sebagai penyebab tewasnya belasan orang dalam kerusuhan saat final tinju Piala Bupati Nabire di GOR Kota Lama, Minggu (14/7).

"Saya menduga ini kelalaian panitia penyelenggara. Saat ini aparat berwajib tengah menyelidiki kasus tewasnya 18 penonton atau warga Nabire sesudah final tinju pada Minggu (14/7) malam," kata Ketua Bidang Komisi Teknik Pengda Pertina Papua Carol Renwarin di Jayapura, Senin.

Menurut dia, kelalaian panitia penyelenggara pertandingan tinju tersebut karena ada beberapa hal, diantaranya tidak mengantisipasi membludaknya penonton dengan menambah aparat keamanan. Juga dalam pertandingan tinju tersebut tidak ada teknikal delegate atau mengetahui Pengda Pertina Papua. "Tidak terpikirkan sampai disitu (tambah keamanan,red). Ini kelalaian panitia," katanya.

Carol menjelaskan bahwa pertandingan tinju tersebut merupakan bagian dari even Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Nabire untuk mencari bibit-bibit atlet tinju. Pertandingan tersebut digelar di GOR Kota Lama dengan 103 petinju dari sejumlah sasana, 13 diantaranya adalah petinju putri.

Pada Minggu (14/7) merupakan pertandingan terakhir untuk cabang tinju di kelas 56 kg atau kelas bulu yang mempertemukan Alfius Rumkorem dan Pigome, yang pada akhirnya pertandingan final itu dimenangkan Alfius Rumkorem.

"Wasit dan hakim menyatakan Alfius Rumkorem menang atas Pigome. Keputusan itu sudah sah, tidak ada potes dari kedua kubu, termasuk petinju dan pelatihnya," katanya.

Namun, lanjut Carol, yang menjadi pemicu dari peristiwa yang menggenaskan itu adalah membludaknya sejumlah penonton atau warga saat Bupati Kabupaten Nabire Isaias Douw menginstruksikan untuk menggratiskan tiket masuk. Bersamaan itu ada sejumlah oknum warga yang dipengaruhi minuman keras ikut masuk dan hendak bertemu bupati.

Oleh keamanan setempat, para oknum warga yang dipengaruhi miras dan ingin bertemu Bupati Nabire dilarang. "Saya mengira dari sinilah masalah itu muncul. Karena pelarangan dari aparat kepada warga yang mabuk itu berujung pada kursi-kursi yang melayang kearah bupati dan tamu undangan," katanya.

Dengan adanya pelemparan kursi-kursi tersebut, kata Carol, warga yang menyaksikan pertandingan tinju tersebut jadi panik dan berebutan ingin keluar dari GOR Kota Lama, sehingga ada warga yang terjatuh dan terinjak warga lainya yang juga ingin menyelamatkan diri.

"Jadi saat itu, ada yang menyelip masuk untuk membuat gaduh suasana dengan melempar kursi-kursi. Kubu yang kalah dan menang kemungkinan ikut terpancing dengan kejadian itu, sementara wasit dan hakim serta panitia tidak jelas masalah apa yang sedang terjadi," katanya.

Carol juga menyampaikan permintaan maaf dan turut berduka cita kepada keluarga yang ditimpa musibah. Saat ini pihaknya sedang menunggu laporang tertulis dari Pertina Nabire terkait peristiwa tinju yang memilukan di Papua dan Indonesia.

"Atas nama Ketua Umum Pertina Papua Klemen Tinal yang juga Wakil Gubernur, kami memohon maaf dan turut berduka cita terhadap keluarga korban. Jadikan ini pelajaran bagi kita semua," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Alfian Rumagit

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013