Tanahdatar, Sumbar, (Antara) - Rumah Budaya Fadli Zon di Air Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, akan menayangkan film dokumenter berjudul "Kiamat Kecil" karya Faruk Loncarevic, sutradara dari Bosnia Herzegovina, pada 3 Desember 2013.

         "Pemutaran film itu rencananya ditonton sejumlah pengamat pertelevisian di Sumatera Barat, baik dari kalangan mahasiswa maupun profesional lainnya," kata Direktur Rumah Budaya Fadli Zon Elvia Desita melalui rilis diterima di Padang, Kamis.

         Film berdurasi sekitar 25 menit itu menggambarkan suasana pascagempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004 yang menewaskan ratusan jiwa di bumi Tanah Rencong, yang gambarnya diambil oleh pembuatnya beberapa hari pascatsunami.

         Menurut dia, film ini belum pernah ditayangkan di Indonesia dan dokumentasi pascatsunami yang ditayangkan didalamnya sangat menyentuh hati kita yang menontonnya.

         Sutradara film dokumenter "Kiamat Kecil", Faruk Loncarevic, lahir tahun 1975. Dia lulusan Academy of Performing Arts di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina.

         Bekerja sebagai sutradara/produser di televisi nasional (TVBiH), dia termasuk salah satu penggagas dan pendiri Sarajevo Film Festival (sudah berjalan selama 15 tahun dalam peran yang berbeda termasuk programming program utama festival 1998-2001).

         Dia juga editor majalah Film Sineast, publikasi film tertua di ex Yugoslavia, dengan lebih dari 100 penulis dan studi teori, artikel kritik dan analisis mendalam yang dipublikasikan dalam publikasi nasional dan internasional.

         Faruk juga sering menjadi juri di sejumlah kegiatan teater dan festival film nasional maupun internasional di Eropa.

         Dari tahun 2003-2005 dia mengambil magister sarjana (S2) di STSI Bandung yang mempelajari tari dan akting tradisional Indonesia, termasuk wayang golek dan melakukan penelitian teater tradisional di seluruh Indonesia.

         Saat tinggal di Indonesia itulah ia membuat film dokumenter "Kiamat Kecil" pascatsunami Aceh. Film ini adalah film dokumenter pertama yang digarapnya dan mereportasekan tentang tsunami di dunia barat.

         Film ini ketika itu ikut berperan dalam mengumpulkan bantuan untuk rakyat Aceh digalang dari dunia internasional. Selama di Indonesia, dia membuat tujuh film dokumenter TV tentang perjalanannya keliling Indonesia dengan judul "Lost Paradise", dan pada 2009 sudah ditayangkan di Televisi Nasional Bosnia Herzegovina (BHT).

         Sekembalinya ke Bosnia dan Herzegovina dia membuat film fiksi berjudul Ibu dan Bapak (Mum 'n' Dad), 2006, premier perdana pada Sarajevo Film Festival di mana ia ditunjuk dalam kompetisi internasional dan memenangkan penghargaan juri.

         Premiera Internasional film ini dibuka pada Festival Film Rotterdam (2007) dan setelah itu dia mengikuti banyak festival film dan beberapa di antaranya memenangkan penghargaan internasional.

         Sejak Oktober 2006 dia bekerja sebagai dosen Sejarah Film di Akademi Seni Pertunjukan Sarajevo dan Sarajevo Film Academy serta Academy Of Seni dan Theatre Tuzla.

         Elvia didampingi Pengurus Rumah Budaya Fadli Zon Edin Hadzalic menambahkan, Rumah Budaya sejak diresmikan pada tahun 2011 telah banyak mengadakan kegiatan-kegiatan sastra dan budaya, terutama mendatangkan seniman dari luar negeri.

         Baru-baru ini, Rumah Budaya yang berhadapan dengan Rumah Puisi Taufiq Ismail, memperingati 91 tahun wafatnya penyair Chairil Anwar sekaligus meresmikan patung pujangga sastra itu.

         "Rumah Budaya telah menjadi salah satu kantong sastra dan budaya di Sumatera Barat dan banyak dikunjungi berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya. *

Pewarta: Oleh Siri Antoni

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013