Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang terkena jerat pemburu liar di kawasan hutan produksi Air Rami, Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu berhasil dievakuasi dan kini diamankan di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.
Harimau betina berumur sekitar tiga tahun itu diangkut dari kawasan hutan dan tiba di kantor BKSDA Bengkulu pukul 03.00 WiB dinihari.
"Kondisinya selamat, setelah belasan jam perjalanan dari lokasi kejadian perkara, saat ini diamankan di kantor BKSDA," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora, Kamis.
Ia mengatakan, harimau betina dengan berat sekitar 70 kilogram itu dibawa tim bersama dokter hewan yang merawatnya dari pos perawatan dalam Hutan Produksi (HP) Air Rami, Bengkulu Utara.
Harimau yang sudah dikerangkeng itu mengalami luka pada bagian jari kakinya dan sudah mendapatkan perawatan yakni diamputasi sebab dikhawatirkan membusuk dan menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Selama dalam perjalanan bekas luka amputasi itu dibungkus dengan kain tebal dan setibanya di Bengkulu akan diperiksa kembali karna karena dikhawatirkan membusuk lagi.
"Karena sudah dua kali dilakukan amputasi selama dalam perawatan dalam hutan," tambahnya.
Kondisi harimau itu tetap prima dan mau makan, namun hanya bungkusan perbal pada kakinya terluka akibat kawat seling jerat yang masih dikhawatirkan.
Berbeda dengan harimau jantan yang terkena jerat di Kabupaten Lebong sebelumnya, di sekujur tubuhnya terdapat luka serius akibat dihujani tombak pemburu liar hingga tembus pada bagian jantung dan akhir mati.
"Kami masih menunggu perintah dari Dirjen, apakah harimau itu tetap dirawat di Bengkulu atau dibawa ke Bogor, untuk proses penyembuhan disana," katanya.
Kabag Tata usaha BKSDA Bengkulu, Supartono mengatakan, sebelumnya petugas kesehatan sudah mengamputasi dua jari harimau sebelah kanan, namun tiga jari sebelah kiri terpaksa dipotong karena sudah membusuk.
Sedangkan amputasi pertama dalam proses penyembuhan, untuk tiga jari kirinya saat itu mulai membusuk karena dua kaki depan harimau itu terkena jerat sekitar, Minggu (12/2).
Tim khusus penyelamatan satwa di wilayah Bengkulu Utara dan Mukomuko baru menemukan harimau itu, Rabu (15/2) dalam keadaan lemas lokasinya jauh di dalam kawasan hutan rimba.
Untuk mendukung penyembuhan amputasi tersebut, pihaknya mengirimkan obat-obatan yang dibutuhkan tenaga medis di lapangan berikut akomondasi petugas dan makanan harimau tersebut.
Sekarang sudah tiba di kantor BKSDA Bengkulu dan baru saja diberikan makanan, sedangkan petugas kesehatan dan tim lainnya masih istirahat akibat kelelahan. (T.Z005/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Harimau betina berumur sekitar tiga tahun itu diangkut dari kawasan hutan dan tiba di kantor BKSDA Bengkulu pukul 03.00 WiB dinihari.
"Kondisinya selamat, setelah belasan jam perjalanan dari lokasi kejadian perkara, saat ini diamankan di kantor BKSDA," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora, Kamis.
Ia mengatakan, harimau betina dengan berat sekitar 70 kilogram itu dibawa tim bersama dokter hewan yang merawatnya dari pos perawatan dalam Hutan Produksi (HP) Air Rami, Bengkulu Utara.
Harimau yang sudah dikerangkeng itu mengalami luka pada bagian jari kakinya dan sudah mendapatkan perawatan yakni diamputasi sebab dikhawatirkan membusuk dan menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Selama dalam perjalanan bekas luka amputasi itu dibungkus dengan kain tebal dan setibanya di Bengkulu akan diperiksa kembali karna karena dikhawatirkan membusuk lagi.
"Karena sudah dua kali dilakukan amputasi selama dalam perawatan dalam hutan," tambahnya.
Kondisi harimau itu tetap prima dan mau makan, namun hanya bungkusan perbal pada kakinya terluka akibat kawat seling jerat yang masih dikhawatirkan.
Berbeda dengan harimau jantan yang terkena jerat di Kabupaten Lebong sebelumnya, di sekujur tubuhnya terdapat luka serius akibat dihujani tombak pemburu liar hingga tembus pada bagian jantung dan akhir mati.
"Kami masih menunggu perintah dari Dirjen, apakah harimau itu tetap dirawat di Bengkulu atau dibawa ke Bogor, untuk proses penyembuhan disana," katanya.
Kabag Tata usaha BKSDA Bengkulu, Supartono mengatakan, sebelumnya petugas kesehatan sudah mengamputasi dua jari harimau sebelah kanan, namun tiga jari sebelah kiri terpaksa dipotong karena sudah membusuk.
Sedangkan amputasi pertama dalam proses penyembuhan, untuk tiga jari kirinya saat itu mulai membusuk karena dua kaki depan harimau itu terkena jerat sekitar, Minggu (12/2).
Tim khusus penyelamatan satwa di wilayah Bengkulu Utara dan Mukomuko baru menemukan harimau itu, Rabu (15/2) dalam keadaan lemas lokasinya jauh di dalam kawasan hutan rimba.
Untuk mendukung penyembuhan amputasi tersebut, pihaknya mengirimkan obat-obatan yang dibutuhkan tenaga medis di lapangan berikut akomondasi petugas dan makanan harimau tersebut.
Sekarang sudah tiba di kantor BKSDA Bengkulu dan baru saja diberikan makanan, sedangkan petugas kesehatan dan tim lainnya masih istirahat akibat kelelahan. (T.Z005/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012