Mukomuko (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu bersama pihak terkait memasang satu kandang jebak untuk menangkap harimau yang memangsa anak sapi milik warga Desa Mekar Jaya, Kabupaten Mukomuko.
"Pemasangan dan pengaktifan satu unit box trap (kandang jebak) di lokasi interaksi negatif harimau serta memasang dua kamera trap," kata Kepala BKSDA Resor Mukomuko Damin dalam keterangan di Mukomuko, Kamis.
Satu ekor anak sapi milik warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam ditemukan mati akibat dimangsa harimau di lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
BKSDA Bengkulu melakukan penanganan interaksi harimau bersama Polsek Teras Terunjam, babinkhantibmas, Patroli Harimau Sumatra Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS BBTNKS) Resor Bengkulu Utara Mukomuko, Pemerintahan Desa Mekar Jaya, dan masyarakat.
Sebelum memasang kandang jebak, pihaknya melakukan verifikasi dan analisa hewan ternak korban interaksi negatif serta berkoordinasi dengan petugas dan instansi terkait.
Selanjutnya, tim siaga di rumah Kepala Desa Mekar Jaya untuk pengecekan, penelusuran, dan pemantauan.
Kepala Desa Mekar Jaya Mulyatman mengatakan warganya menemukan anak sapi yang mati di kebun sawit wilayah itu.
Terkait dengan penemuan anak sapi mati, pihaknya sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak BKSDA Mukomuko.
Dia mengatakan orang BKSDA Mukomuko akan datang ke desanya untuk memastikan penyebab anak sapi di wilayah ini mati dimangsa harimau atau tidak.
"Sudah dilaporkan kejadian ini ke BKSDA, insyaallah jam 03.00 WIB BKSDA sampai ke desanya," ujarnya.
Dia mengatakan sapi itu ditemukan mati di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga Desa Tunggal Jaya Sapian di wilayah Desa Mekar Jaya.
Seorang warga Kecamatan Teras Terunjam Sutris mengatakan ada warga di wilayah ini yang menemukan jejak dua ekor harimau di tempat kejadian anak sapi yang mati.
Ia mengatakan warga di wilayah ini melihat dua ekor harimau diduga satu induk harimau dan satu lagi anak harimau karena ukuran lebih kecil dari harimau tersebut.
Dia mengatakan setelah kejadian ini, warga di wilayah setempat takut pergi ke kebun sawitnya.