Forum Ekonomi Dunia (WEF) telah membatalkan pertemuan tahunannya, acara para elit global untuk membahas masalah-masalah dunia, yang akan diadakan di Singapura tahun ini, kata penyelenggara pada Senin (17/5/2021).
Pandemi COVID-19 membuat tidak mungkin mengadakan acara sebesar itu seperti yang direncanakan pada 17-20 Agustus, kata mereka.
“Sayangnya, keadaan tragis yang terjadi di seluruh geografi, prospek perjalanan yang tidak pasti, kecepatan vaksinasi yang berbeda diluncurkan dan ketidakpastian seputar varian baru bergabung sehingga mustahil untuk mewujudkan pertemuan global dengan para pemimpin bisnis, pemerintah dan masyarakat sipil dari seluruh dunia pada skala yang direncanakan,” kata WEF dalam sebuah pernyataan.
Ajang yang memikat para VIP dari dunia politik dan bisnis ini digelar sejak 1971. Acara tersebut dialihkan dari resor pegunungan Alpen Swiss di Davos pada Desember karena kekhawatiran tentang menjaga kesehatan peserta.
Singapura dalam beberapa hari terakhir memberlakukan beberapa pembatasan paling ketat sejak negara itu keluar dari penguncian tahun lalu untuk memerangi lonjakan infeksi COVID-19 lokal.
Mengakui keputusan WEF untuk membatalkan acara tersebut, kementerian perdagangan Singapura mengatakan pada Senin (17/5/2021) bahwa pihaknya "sangat menghargai tantangan yang disebabkan oleh pandemi global yang sedang berlangsung, terutama untuk pertemuan besar dengan peserta internasional yang luas."
Pertemuan tahunan WEF berikutnya akan berlangsung pada paruh pertama 2022. Lokasi dan tanggalnya akan ditentukan berdasarkan penilaian situasi akhir musim panas ini, tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Tahun lalu hampir 3.000 peserta dari 130 negara datang ke WEF di Davos, yang menyebut dirinya sebagai tempat bagi para pemimpin global untuk bekerja sama membentuk agenda global, regional dan industri. Pembicara tahun lalu termasuk aktivis lingkungan Greta Thunberg dan Presiden AS Donald Trump.
Pendiri dan Ketua Eksekutif Klaus Schwab mengatakan keputusan untuk membatalkan itu sulit, terutama karena banyak orang ingin "berkumpul tidak hanya secara virtual tetapi secara langsung, dan untuk berkontribusi pada dunia yang lebih tangguh, lebih inklusif, dan lebih berkelanjutan",
“Tetapi pada akhirnya kesehatan dan keselamatan semua orang yang terkait adalah prioritas tertinggi kami,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Pandemi COVID-19 membuat tidak mungkin mengadakan acara sebesar itu seperti yang direncanakan pada 17-20 Agustus, kata mereka.
“Sayangnya, keadaan tragis yang terjadi di seluruh geografi, prospek perjalanan yang tidak pasti, kecepatan vaksinasi yang berbeda diluncurkan dan ketidakpastian seputar varian baru bergabung sehingga mustahil untuk mewujudkan pertemuan global dengan para pemimpin bisnis, pemerintah dan masyarakat sipil dari seluruh dunia pada skala yang direncanakan,” kata WEF dalam sebuah pernyataan.
Ajang yang memikat para VIP dari dunia politik dan bisnis ini digelar sejak 1971. Acara tersebut dialihkan dari resor pegunungan Alpen Swiss di Davos pada Desember karena kekhawatiran tentang menjaga kesehatan peserta.
Singapura dalam beberapa hari terakhir memberlakukan beberapa pembatasan paling ketat sejak negara itu keluar dari penguncian tahun lalu untuk memerangi lonjakan infeksi COVID-19 lokal.
Mengakui keputusan WEF untuk membatalkan acara tersebut, kementerian perdagangan Singapura mengatakan pada Senin (17/5/2021) bahwa pihaknya "sangat menghargai tantangan yang disebabkan oleh pandemi global yang sedang berlangsung, terutama untuk pertemuan besar dengan peserta internasional yang luas."
Pertemuan tahunan WEF berikutnya akan berlangsung pada paruh pertama 2022. Lokasi dan tanggalnya akan ditentukan berdasarkan penilaian situasi akhir musim panas ini, tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Tahun lalu hampir 3.000 peserta dari 130 negara datang ke WEF di Davos, yang menyebut dirinya sebagai tempat bagi para pemimpin global untuk bekerja sama membentuk agenda global, regional dan industri. Pembicara tahun lalu termasuk aktivis lingkungan Greta Thunberg dan Presiden AS Donald Trump.
Pendiri dan Ketua Eksekutif Klaus Schwab mengatakan keputusan untuk membatalkan itu sulit, terutama karena banyak orang ingin "berkumpul tidak hanya secara virtual tetapi secara langsung, dan untuk berkontribusi pada dunia yang lebih tangguh, lebih inklusif, dan lebih berkelanjutan",
“Tetapi pada akhirnya kesehatan dan keselamatan semua orang yang terkait adalah prioritas tertinggi kami,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021