PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA) - Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak masih tersebar luas di Somalia, kata seorang juru bicara PBB pada Jumat (16/8).

Menurut Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sebanyak 800 kasus perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, sunat pada perempuan, perkawinan dini dan paksa dilaporkan di Ibu Kota Somalia, Mogadishu mulai Januari sampai Juni tahun ini.

Perkosaan terus dilakukan oleh pria tak dikenal yang bersenjata dan pria yang berseragam militer. Sementara itu orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka tetap paling rentan terhadap kekerasan yang berlandaskan gender dan seksual, kata Eduardo del Buey, Wakil Juru Bicara PBB, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

Del Buey mengutip Dana Anak PBB bahwa sebanyak sepertiga korban kekerasan seksual adalah anak-anak, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Para penyintas kekerasan semacam itu diberi bantuan medis, dukungan psikososial dan penyuluhan hukum oleh mitra kemanusiaan, katanya.

Menurut jumlah PBB, sedikitnya 1.700 orang jadi korban kekerasan yang berdasarkan gender dan seksual di Somalia tahun lalu.

Pemerintah Somalia dan PBB menandatangani satu komunike bersama mengenai pencegahan kekerasan seksual pada Mei, dan menekankan tak ada toleransi bagi pelanggar kekerasan seksual dan para pelakunya akan dihukum.

Somalia telah dicabik oleh pertempuan antar-faksi sejak 1991. Pada 2 Juni, PBB melancarkan misi bantuan untuk menyediakan keahlian di berbagai bidang mulai dari proses politik sampai perlucutan senjata guna membantu Somalia mencapai perdamaian, perujukan dan kestabilan.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013