Cincinnati (Antara/Reuters) - Rafael Nadal meneruskan laju sempurnanya di turnamen lapangan keras Amerika Utara dengan mengalahkan petenis Ceko Tomas Berdych 7-5, 7-6 (4) pada turnamen di Cincinnati, Sabtu (Minggu WIB), untuk menyiapkan pertemuan final melawan petenis AS John Isner.

Pada pagi hari, petenis bukan unggulan Isner membuka jalannya ke final dengan menang 6-7 (5), 7-6 (9). 6-3 atas petenis Argentina Juan Martin Del Potro.

Bangkit dari tersingkir di putaran pertama di Wimbledon, Nadal tampil memukau untuk meraih gelar ke-58 sepanjang karirnya di Montreal pada pekan lalu sambil memperpanjang laju kemenangannya di lapangan keras menjadi 14-0 dengan laju ke final di Cincinnati.

Kemenangan pada Minggu di final Cincinnati pertamanya akan membuat petenis peringkat ketiga dunia asal Spanyol itu meraih gelar kesembilannya tahun ini, dan akan membuat ia menjadi favorit menjelang AS Terbuka yang dimulai pada 26 Agustus di Flushing Meadows.

"Sangat menyenangkan," kata Nadal. "Bagi saya, ini adalah salah satu turnamen yang saya tidak pernah mampu bermain dengan sangat baik."

"Saya berkata pada pekan lalu, di Cincinnati saya tidak pernah merasa bahwa saya bermain baik, dan tahun ini situasinya berbeda."

"Saya memiliki perasaan yang tepat di lapangan. Saya bermain agresif."

Nadal mendapat satu break pada set pembuka yang ketat untuk memenangi set pertama atas petenis Ceko itu di Cincinnati dan meraih keunggulan 1-0.

Pada set kedua, Berdych, yang berjuang untuk mengakhiri laju 13 kekalahan berturut-turut dari petenis Spanyol itu, sempat melakukan break untuk unggul 4-2 namun Nadal mampu membalas melakukan "break" dan melanjutkan pertandingan dengan "tiebreak" untuk membuat Nadal memenangi pertandingan.

Pada pertandingan antara dua petenis jangkung Isner (2,06 meter) dan Del Potro (1,98 meter), Del Potro selalu bertarung di baseline dan duel ini berlangsung tidak sesuai prediksi ketika kedua "raksasa" ini bertarung selama dua jam 47 menit.

Kedua pertandingan semifinal ini sangat berbeda dari apa yang kemungkinan diharapkan para penggemar tenis di mana mereka mengharapkan "Empat Besar" Tur ATP yang terdiri dari petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic, petenis peringkat kedua dunia Andy Murray, petenis peringkat ketiga dunia Nadal

Namun setelah sehari melihat beberapa kejutan di mana Nadal menjadi satu-satunya petenis empat besar dunia yang masih bertahan di turnamen ini, para penonton masih memiliki banyak alasan untuk bergembira ketika Isner membawa bendera AS menuju semifinal saat ia mendapatkan kemenangan perdana sepanjang karirnya dari lima percobaan melawan petenis Argentina yang merupakan unggulan ketujuh itu.

Isnar, yang menghadirkan kejutan terbesar di semifinal dengan menyingkirkan Djokovic, secara tradisional menyelamatkan kemampuan terbaiknya bagi para pendukung tuan rumah di mana 13 dari 15 penampilannya di final Tur ATP dilakukannya di AS, dan ia kembali membuktikan dapat menyenangkan para penonton dengan melepaskan 12 "ace" terhadap lawannya.

Sejak mengundurkan diri dari putaran kedua Wimbledon karena cedera, Isner tampil cukup baik di lapangan keras dengan memiliki rekor 15-3 sejak meraih gelar ketujuh sepanjang karirnya di Atlanta diikuti finis sebagai "runner up" di Washington.

"Saya telah memenangi banyak pertandingan pada musim panas ini namun saya merasa turnamen ini adalah tempat di mana saya benar-benar mengawali segalanya," kata Isner kepada para pewarta. "Bukan bermaksud menyerang pihak lain, saya telah mengalahkan (para petenis lain) sebelumnya namun ini seperti yang Anda katakan, saya telah mengalahkan tiga petenis peringkat sepuluh besar secara beerturut-turut."    

"Saya telah bermain baik, benar-benar baik dalam semua segi permainan saya."

"Tentu saja ada beberapa hal yang selalu dapat saya kembangkan, namun saya pikir saya bermain baik."

Pada set pembuka yang ketat di mana tidak tercipta "break" sama sekali, Del Potro mengambil inisiatif untuk memenangi tiebreak 7-5.

Juara AS Terbuka 2009 itu terlihat terancam untuk mengakhiri pertandingan dalam dua set saat skor menunjukkan 5-4, namun kesalahan ganda yang dilakukannya membuka pintu bagi Isner.

Petenis AS 28 tahun itu mendapatkan peluangnya namun itu tidak mudah, diperlukan lima "set point" sebelum mengunci "tiebreak" 11-9. Isner mendapatkan momentum dari tie breaknya menuju set ketiga, mematahkan serve Del Potro pada peluang pertamanya dan unggul 3-0 dalam perjalanannya meraih kemenangan.(Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013