Medan (ANTARA Bengkulu) - Badan Urusan Logistik Sumatera Utara masih akan menjalankan program penjualan beras komersial meski harga beras di daerah itu sudah mulai turun menyusul masa panen.

"Kebijakan menggelontorkan beras premium atau komersial belum dihentikan atau tetap dijalankan, meski disadari harga beras sudah mulai turun karena panen mulai masuk," kata Humas Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut, Rusli, di Medan, Senin.

Ia mengatakan, panen beras dengan volume besar sudah terjadi antara lain di Serdang Bedagai dan membuat harga beras di pasar turun sekitar Rp200 per kilogram.

Bulog masih melihat situasi pasar dan melakukan evaluasi apakah penjualan beras komersial itu dihentikan atau masih terus akan dijalankan, katanya.

Dia mengatakan, penjualan beras komersial itu dilakukan pemerintah bertujuan untuk menekan harga beras di pasar dan sekaligus menolong masyarakat mendapatkan harga beras yang lebih murah . Beras komersial akan menambah jumlah peredaran beras di pasar sehingga membantu menekan gejolak harga jual.

Mengenai harga tebus beras komersial itu, kata dia, juga belum berubah atau masih tetap Rp7.100 per kilogram.
Alasan dia, karena meski harga sudah turun, beras di lokal setara beras komersial Bulog masih di atas Rp8.000an per kilogram.

Sejak awal tahun 2012 Hingga 16 Februari, Bulog sudah mengeluarkan beras komersial asal impor itu sebanyak 817 ton.

Kepala Badan Pusta Statistik (BPS) Sumut, Suharno, mengatakan, penurunan harga beras menjelang akhir Februari baru akan mempengaruhi angka inflasi di Sumut pada Maret.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut, terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka inflasi di Sumut yang dinilai masih tinggi di Januari 2012. Pada Januari, inflasi di Sumut masih cukup tinggi atau 1,74 persen, katanya.

Pedagang sembilan bahan pokok (sembako) di Pusat Pasar Medan, Acai, menyebutkan, harga beras memang sudah mulai turun sejak dua pekan lalu dan semakin menurun lagi pada satu pekan terakhir ini menyusul masuknya masa panen raya.

Harga beras setara beras premium Bulog misalnya, sudah tinggal Rp8.500 dari Rp8.700-Rp9.000 per kilogram sebelumnya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012