Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Sirene peringatan dini tsunami buatan Rudy Marten, warga Kelurahan Sumur Meleleh Kota Bengkulu akan dikenalkan ke pemerintah pusat dengan harapan dapat diaplikasikan di daerah lain.

"Setelah penelitian tentang ekfektifitas alat ini tuntas, kami akan kenalkan ke pemerintah pusat dengan harapan dapat diperbanyak untuk daerah rawan tsunami lainnya," kata Kepala Bidang Prabencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Bambang Hermanto di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, di beberapa daerah yang rawan bencana, peralatan yang disediakan pemerintah terkadang belum tentu efektif untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya bencana.

Sedangkan peralatan yang diciptakan Rudy Marten, si penjual lontong itu memang muncul dari hasil karya kelompok masyarakat.

"Teknologi cangggih dengan biaya tinggi, akhirnya hanya menjadi alat peringatan saja, namun tidak membangun kewaspadaan yang sesungguhnya di kalangan masyarakat," katanya menerangkan.

Menurutnya, kearifan lokal yang hidup dalam masyarakat perlu didorong untuk memunculkan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang tidak dapat diprediksi datangnya.

Sebelumnya BPBD telah melihat langsung aplikasi alat tersebut yang sudah dipakai oleh enam RT di Kelurahan Sumur Meleleh.

Bunyi sirene tersebut kata dia dapat didengar dari jarak 50 meter atau cakupan untuk satu RT.

Guna mengantisipasi peniruan atau pencurian karya Rudy Marten, BPBD memintanya membuat rincian mekanisme alat tersebut sehingga dapat dipatenkan.

"Nanti alat itu akan kami coba bantu ujikan ke BMKG biar lebih akurat, selama ini masih kira-kira," tambahnya.

Rudy Marten menyambut baik apresiasi pemerintah terhadap hasil karyanya.

"Mudah-mudahan bisa dipelajari dan dijadikan contoh di daerah lain," katanya.

Ia mengatakan masih ada kekurangan dari alat tersebut yang saat ini terus disempurnakan.

Menurutnya, bukan alatnya saja yang penting tapi pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokalnya ini yang jangan lupa disampaikan.

"Kalau soal alat, saya yakin setiap orang bisa buat alat ini," kata Rudy.

Peralatan itu dibuat dari bahan sederhana yakni kotak berisi bandul seberat 250 gram yang digantung di salah satu tiang dalam rumah.

Alat tersebut dihubungkan sirene yang dipasang di luar rumah, melalui kabel yang dialiri listrik.

"Kalau getaran gempa kuat maka bandul itu akan bergoyang lalu secara otomatis akan mengirim getaran untuk membunyikan sirene," katanya. (KR-RNI)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012