Cirebon (Antara) - Mebel berbahan kayu jati motif minimalis dan klasik yang diproduksin para perajin di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tetap diminati pasar ekspor.

"Berbagai jenis mebel berbahan kayu jati motif minimalis dan klasik tetap diminati pasar ekspor seperti Singapura, Jepang, Korea, Belanda, karena bahan baku asal Indonesia kualitasnya baik," kata Nurwendi perajin mebel berbahan kayu jati di Cirebon, Selasa.

Ia menambahkan bahwa permintaan mebel berbahan kayu jati cukup tinggi, namun kendalanya persediaan bahan baku sering terhambat, karena untuk memenuhi pesanan dari Jepang dan Belanda harus menggunakan bahan baku kayu jati berkualitas baik atau grade A.

"Para importir sangat memperhatikan kualitas barang, masalah harga tidak dipersoalkan, selain itu desain harus kreatif sehingga diminati pasar," ujarnya.

Sementara itu, menurut Gunawan, perajin lain di Plumbon Cirebon, permintaan berbagai jenis mebel berbahan kayu jati masih tetap diminati pasar baik lokal juga ekspor, yang penting perajin harus memilih desain sesuai kebutuhan mereka.

Mebel berbahan kayu jati asal Indonesia masih diminati pasar Jepang, Belanda, karena olahannya menarik ditambah bahan baku kualitas super, hingga permintaan pasar tinggi.

Menurut Ketua Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunoto, perajin mebel harus memperhatikan keinginan pasar, jangan memaksakan produksi jika desain dan motifnya kurang diminati.

"Kualitas produk harus tetap dijaga agar pasar tetap meminati produk yang kita hasilkan," demikian Sunoto.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013