Baghdad,  (Antara/AFP) - Satu gelombang bom mobil yang terkoordinasi mengoyak sejumlah kawasan permukiman Syiah di Baghdad pada Selasa dan menewaskan setidaknya 50 orang.

         Serangan berdarah tersebut menambah kekhawatiran beberapa kalangan bahwa Irak saat ini berada di ambang perang sektarian yang membunuh ribuan orang pada 2006-2007 lalu.

         Peristiwa tersebut juga terjadi di tengah kebuntuan politik dan kekhawatiran meluasnya perang saudara di Suriah.

         Sebanyak 11 bom mobil meledak di perkampungan yang sebagian besar penghuninya adalah penganut Islam Syiah di Baghdad. Selain menewaskan 50 orang, pihak keamanan dan kesehatan mengatakan bahwa lebih dari 100 orang terluka.

         Bom tersebut meledak pada pukul 18.00 waktu setempat (atau 22.00 WIB) dan mengenai beberapa bangunan warga sipil, di antaranya adalah toko es krim di pusat perbelanjaan distrik Karrada dan pasar tradisional di sebelah utara pemukiman Maamal.

         Bom yang lain meledak di masjid milik kelompok Syiah di bagian timur Baghdad.

         Di masa lalu, serangan bom terkoordinasi biasanya dilakukan pada waktu sibuk pagi hari, saat jalan-jalan utama di ibu kota mengalami kemacetan.

         Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun kelompok militan yang dekat dengan Al Qaida pada masa lalu sering melakukan serangan terkoordinasi yang menargetkan Muslim Syiah.

         Sebelumnya pada pagi hari, sembilan orang lainnya terbunuh dalam serangan serupa, kata pejabat yang tidak disebut namanya oleh kantor berita Prancis AFP.

         Pada pagi hari tersebut, beberapa pria bersenjata memasuki sebuah rumah milik kelompok militan Sunni Arab di bagian selatan Baghdan dan membunuh tuan rumah, istri, serta dua anaknya.

         Peristiwa tersebut terjadi sehari setelah dua serangan ditujukan ke milisi Sunni yang menewaskan 12 orang. Sebuah rumah milik kepala nasional milisi terkena ledakan tersebut.

         Kelompok milisi Sunni yan dikenal dengan Sahwa yang menjadi korban itu merupakan mantan bagian dari Al Qaida, namun pada 2006 lalu berbalik arah mendukung militer Amerika Serikat. Peran Sahwa dalam beberapa hal sangat menentukan dalam perimbangan kekuatan perang pada saat itu.

         Akibatnya, kelompok Sunni yang lain beranggapan  bahwa Sahwa adalah pengkhianat dan berulangkali menyerang mereka.

         Secara keseluruhan, AFP mencatat bahwa korban tewas serangan sektarian di Irak pada 2013 ini telah mencapai setidaknya 3.900 orang.

         Pihak yang berwenang di Irak sendiri telah berusaha untuk mencegah srangan tersebut terulang dengan menangkap lebih dari 800 anggota kelompok militan, membunuh puluhan lainnya dan membubarkan tempat-tempat pelatihan pembuatan bom mobil.

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013