Tari Legong dalam khasanah seni budaya Bali merupakan salah satu jenis tari klasik, yang sejak awal perkembangannya dari istana kerajaan hanya dapat dinikmati sang raja beserta anggota keluarganya.

Sebagai sebuah tari hiburan penarinya didaulat untuk membawakan tari legong di hadapan raja dan keluarganya, sehingga penarinya merasakan suatu kebahagian yang luar biasa, karena tidak sembarang orang boleh masuk ke dalam istana.

Tari legong yang hingga sekarang tetap eksis dalam perkembangan seni budaya di Pulau Dewata, awal penciptaannya  melalui proses yang sangat panjang. Tari Legong, sebuah karya agung itulah yang memberikan inspirasi lahirnya tari legong Sanghyang,  tutur  dosen  Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Nyoman Cerita SS Kar, MSA (52).

Sosok pria sederhana kelahiran Singapadu, Kabupaten Gianyar itu menciptakan tari legong Sanghyang sekitar tahun 2005, pasca tragedi bom Bali II yang bertujuan untuk menciptakan kedamaian.

Tari dengan gerak-gerak yang sangat sederhana dengan menonjolkan aktivitas ritual itu  ternyata sangat memasyarakat, bahkan dipentaskan dalam atraksi wisata di perkampungan seniman Ubud.

Panggung pementasan untuk wisatawan sekali dalam seminggu itu mendapat perhatian besar dai wisatawan, karena tari Legong Sanghyang yang dibawakan oleh dua penari wanita dan lima penari pria dalam satu panggung itu terkesan penuh ritual dan magis.

Tari Legong Sanghyang itu pula yang akan diusung dalam kegiatan Internasional Spiritual Kagura Festival di Hirosima Jepang selama sepekan, 31 Oktober-6 Nopember 2013.

Kegiatan tersebut melibatkan 15 negara di belahan dunia, termasuk 16 seniman dari darah gudang seni Kabupaten Gianyar, ujar I Nyoman Cerita yang akan memimpin tim kesenian tersebut mengadakan lawatan ke Negeri Sakura.

Sebanyak 16 seniman dari Kabupaten Gianyar, dibantu alumnus ISI warga negara Jepang yang kini ada di negaranya untuk menampilkan tari Legong Sanghyang dan sejumlah kesenian Bali klasik lainnya.

Tarian itu berupa  tari baris gede dan wayang lemah yang mengandung makna religus dan magis yang selama ini di Bali dipentaskan untuk melengkapi kegiatan ritual berskala besar yang digelar masyarakat maupun desa adat (Pekraman).

    
Pertama kali
Nyoman Carita, yang pernah memperdalam seni koriografi University of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat itu menjelaskan, keikutsertaan duta seni Kabupaten Gianyar dalam kegiatan internasional itu berawal dari ketertarikan Kepala Dinas Kebudayaan   Hirosima, Jepang terhadap Tari Legong Sang Hyang saat berkunjung ke perkampungan seniman Ubud, Gianyar.

Menurutnya tari legong Sanghyang memiliki nilai spiritual yang tinggi dan cocok ditampilkan pada kegiatan Spiritual Kagura Festival yang digelar di negaranya secara berkesinambungan setiap tahun.

Suami dari Ni Made Seri yang banyak menciptakan garapan baru  dalam bidang tari Bali itu akhirnya mendapat undangan untuk ikut memeriahkan kegiatan internasional Spiritual Kagura Festival di Hirosima Jepang.

Kegiatan internasional spiritual itu menampilkan paduan unsur seni, budaya dan spiritual dari berbagai negara, sehingga akan sangat bermanfaat baginya dalam menciptakan karya-karya baru, meskipun tetap terbingkai dalam seni budaya Bali.

Seniman serba bisa itu telah melakukan persiapan secara matang, agar mampu tampil yang terbaik di antara peserta negara lainnya.

Nyoman Carita yang juga dosen jurusan tari di ISI Denpasar dalam kegiatan internasional itu  juga akan tampil sebagai pembicara dalam seminar dengan kertas kerja "Potensi Seni dan Budaya Kabupaten Gianyar".

Keikutsertaan tim kesenian Kabupaten Gianyar dalam kegiatan festival internasional itu dinilai sangat penting untuk memperkenalkan seni dan budaya, khususnya seni pertunjukkan sekaligus promosi pariwisata di dunia internasional.

Bupati Gianyar Agung Bharata menyambut baik keikutsertaan seniman di daerahnya dalam kegiatan internasional di Jepang, dengan harapan sekaligus sebagai sarana promosi pariwisata Bali di mancanegara.

Keikutsertaan duta seni Gianyar itu diharapkan mampu memberikan atmosfir baru bagi pengembangan pariwisata Gianyar, disamping membangkitkan kreativitas seniman muda, harap Bupati Agung Bharata.

                        
Jadi inspirasi
Keanekaragaman seni budaya serta kehidupan ritual dalam kehidupan masyarakat Bali  mampu menjadi inspirasi bagi seniman, termasuk orang asing untuk menghasilkan karya seni, baik dalam bidang tabuh, tari, seni sastra maupun karya lukisan.

Bahkan seniman mancanegara sejak lama telah mengenal dan menetap di Bali seperti Andrien Jean Le Mayeur, seniman asal Belgia yang akhirnya mempersunting seorang wanita Bali.

Demikian pula Walter Spies (alm) warga negara Jerman, Antonio Blanco (alm) asal Spanyol, Arie Smith, warga negara Belanda dan banyak lagi sederetan nama seniman asing yang pernah menetap di Bali, khususnya di perkampungan seniman Ubud untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu.

Seniman yang tidak kalah penting adalah  Miguel Covarrubias, seorang penulis, pelukis dan antropolog kelahiran Meksiko pada tahun 1930 atau 83 tahun yang silam sempat menetap di Bali dan menulis buku berjudul "Island of Bali".

Walter Spies dan Miguel Covarrubias, dua warga negara asing yang "melarikan diri" dari Eropa pada perang dunia pertama bertemu di Bali yang akhirnya menemukan ketenangan dan kedamaian. Mereka lewat keahliannya masing-masing memperkenalkan pesona seni budaya dan tari Bali kepada dunia barat.

Walter Spies, warga negara Jerman misalnya merintis pertunjukkan bersama dengan masyarakat Ubud yakni I Wayan Limbak yang melahirkan tari kecak  kini menjadi "maskot" tari Bali yang sangat monumental dan tersohor ke penjuru dunia.

Aktivitas lainnya mengajar masyarakat untuk belajar melukis, memahat, mematung dan mengukir, hingga melahirkan seniman-seniman andal yang keahliannya itu dapat diwariskan kepada generasi sekarang.

Sementara Miguel Covarrubias lewat tulisannya dalam buku berjudul "Island of Bali" memperkenalkan seni budaya dan pesona Bali kepada masyarakat internasional, yang mempunyai andil  besar terhadap perkembangan pariwisata Pulau Dewata hingga sekarang.

Berkat jalan yang dibukakan oleh orang-orang asing itu, seniman Bali kini silih berganti mengadakan lawatan ke mancanegara, termasuk 16 seniman Gianyar yang akan mengadakan lawatan ke Jepang, tutur Nyoman Carita.

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013