Bengkulu,  (Antara Bengkulu) - Teater Alam Bengkulu menggelar Pementasan Teater Naskah "Cabik" karya M Ibrahim Ilyas pada Minggu (15/9).

Dalam rilisnya yang ditandatangani Ketua Teater Alam Bengkulu Cewang Apriono dan Pimpinan Produksi Pementasan Juan Tsun Zu, di Bengkulu, Senin menegaskan adanya sesuatu yang begitu dalam, imajinatif, membakar dan sunyi pada pementasan kali ini dengan kekuatan naskah "Cabik". mensyaratkan hadirnya sebuah pementasan teater yang menakjubkan dan penuh penggalian kedalaman nilai-nilai kemanusiaan.

Begitu kentalnya imajinasi, karakter, perwatakan, konflik dan ornamen gerak yang dihadirkan penulis naskah "Cabik" tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku dan peminat teater untuk mementaskannya.

"Lebih-lebih naskah ini pernah memenangkan sayembara kepenulisan naskah teater tingkat nasional yang digelar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1992 di Taman Budaya Jogjakarta waktu itu. Hal ini tidak lepas dari kepiawaian penyair M. Ibrahim Ilyas yang memiliki kekuatan kepenulisan mirip dengan almarhum tokoh teater, penulis sastra dan perupa nusantara Bapak Wisran Hadi," kata Cewang.

Menurut Juan Tzun Su, naskah tersebut adalah perspektif kemanusiaan yang universal tentang cinta, rumah tangga, anak dan laku hidup berkehidupan dengan segala macam konflik dan peristiwa di dalamnya.

Untuk lebih dalam terhadap bagaimana penyajiannya, ujar dia, masyarakat kesenian dipersilahkan untuk mengikuti pementasan yang sedianya dijadwalkan pada hari Minggu, 15 September 2015 di Gedung Teater Tertutup, Taman Budaya Provinsi Bengkulu pukul 19.30 WIB.

"Tentunya dengan bandrol tiket lima ribu rupiah sebagai bentuk penghargaan atas kerja tim produksi dalam mempersiapkan pementasan kali ini tidak terlalu memberatkan kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum sebagai masyarakat kesenian. `Nyala itu ada pada dirimu, Aku menunggu pada kelam itu`," ditambahkan Juan Tzun Su mengutip penggalan naskah "cabik" yang akan dipentaskan. Sementara itu, wajah baru sebagai awak produksi penggarapan pementasan adalah penggiat kesenian muda di Bengkulu yang beberapa waktu terakhir sering terlibat dalam kerja progresif dalam membangun infrastruktur kesenian di Bengkulu serta piawai di bidang keseniannya.

Swend Dewa yang didaulat sebagai sutradara adalah pendiri sanggar tonggak Ciputat Jakarta dan kelompok Teater Altar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Swend juga sempat mondar-mandir di Bengkel Teater Rendra dan terlibat dalam penggarapan produksi teater di Jakarta sebelum pulang ke kampung halaman di Bengkulu.

Demikian dengan aktor dan aktris utama dalam pementasan nanti. Cewank dan Titanium memang diplot untuk banting badan demi memenuhi kebutuhan keaktoran dalam naskah tersebut.

Waktu tiga bulan dalam teknis latihan khusus dan "drilling" intensif cukup menjanjikan untuk menjadi persembahan demi apik dan menariknya sajian pementasan.

Untuk penggarapan kebutuhan artistik, lanjut dia, Arif Gamebell meyakinkan sesuatu yang berbeda dalam penggarapannya ketika dipercaya sebagai penata artistik.

Demikian dengan Leo Gustrianto yang menggawangi penata suara. Tukang musik yang juga merintis usaha di bidang musik dengan studio harmoninya tersebut bakal menyuguhkan hidangan musik dan ornamen bunyi dengan racikan dinamis dan rancak bana.

"Yang paling menarik adalah kehadiran Bapak Ilhamdi Sulaiman sebagai penasehat teater dalam tim produksi pementasan ini. Sebagaimana diketahui tokoh gaek berusia mendekati enam puluh tahun itu adalah pendiri Teater Alam sekaligus leader Teater Alam pada perjalanannya," kata Juan.

Menurut Juan Tsun Zu, selaku pimpinan produksi, Ilham begitu semangat untuk regenerasi Teater Alam sehingga bersedia diminta sebagai penasehat produksi kali ini.

"Bahkan Pak Ilham rela meluangkan waktu untuk meninggalkan Depok sebagai kediamannya selama sebulan ke Bengkulu untuk membimbing teman-teman yang terlibat pada kerja-kerja produksi," kata dia. (*)


Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013