Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun, Bengkulu, pada 2012 mendapat alokasi bibit buah-buahan dan tanaman keras sebanyak 500.000 batang.

"Alokasi bibit sebanyak itu menurun dari pengadaan tahun 2011 mencapai satu juta batang," kata Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun, Bengkulu R Sumarsono melalui Kasi Rehabilitasi Hartawani, Rabu.

Ia mengatakan, pengadaan tahun 2011 sebanyak satu juta batang seluruhnya sudah disalurkan ke sepuluh kabupaten/kota, mengingat tanaman kayu itu sudah cukup banyak, maka tahun 2012 hanya diadakan sekitar 500.000 batang.

Jumlah itu pun sampai saat ini belum final dan masih di bahas di pusat karena Provinsi Bengkulu tetap membutuhkan jumlah bibit cukup banyak, akibat kawasan hutan di wilayah itu setiap tahun terus berkurang.

Untuk mengantisipasi perubahan lahan menjadi kritis di Bengkulu terus mengalami peningkatan, sedangkan penanggulangannya belum maksimal, dengan demikian semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu serius untuk menghijaukan lahan, terutama pada kawasan aliran sungai.

BPDAS Ketahun mulai tahun 2011 telah menetapkan lahan kritis tersebut menjadi prioritas penanganan dan secara bertahap telah bekerja sama dengan TNI dan masyarakat sekitar untuk melakukan penghijauan kembali.

Pada 2011 itu, juga telah menggulirkan program unggulan yaitu Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan melibatkan peran serta masyarakat secara langsung dalam pembuatan dan penanaman bibit dengan harapan nantinya mereka akan lebih bertanggung jawab.

Dana dianggarkan untuk program tersebut sebesar Rp10 miliar untuk pembentukan 268 unit KBR, masing-masing KBR akan dibantu Rp50 juta, dengan bibit yang akan dihasilkan 50 ribu batang.

Ia menjelaskan, saat ini ada 268 unit KBR, sedangkan  yang   mengajukan proposal mencapai 787 kelompok, sehingga jumlah peminatnya melebihi kuota.    

Untuk itu pihaknya akan melakukan verifikasi, sehingga nantinya dari 787 kelompok tersebut akhirnya menjadi 268 KBR saja.

Bertambahnya laju lahan kritis di Bengkulu tidak hanya karena faktor alam tetapi akibat tingkah laku masyarakat tidak menjaga lingkungan dengan baik, sehingga lahan-lahan hutan dan pinggiran sungai banyak beralih fungsi untuk pesawahan dan pemukiman.

"Kita juga telah menyusun program sosialisasi pada masyarakat agar mereka dapat menjaga lingkungan masing-masing, mengingat perilaku perusakan tidak hanya akan merugikan diri sendiri juga anak-cucunya," ujarnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Ir Risman Sipayung mengatakan, kerusakan kawasan hutan selama ini antara lain akibat tingginya jumlah perambah masuk dalam kawasan.

Mereka berlomba-lomba membuka hutan untuk menanam kelapa sawit, sedangkan lahan masyarakat belum diolah cukup luas, namun akibat ketidaktahuan akan fungsi dan manfaat hutan akhirnya membuka hutan sembarang tempat.(T.Z005/Y008)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012