Bengkulu (Antara) - Pendiri Teater Alam Bengkulu Ilhamdi Sulaiman mengatakan pementasan naskah "Cabik" pada Minggu malam (15/9) merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang kekuatan sebuah cinta.

"Kita ingin menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat, khususnya kepada pencinta seni, betapa besarnya kekuatan cinta dalam membangun dan menyelaraskan kehidupan," kata dia yang juga merupakan penasihat teater dalam tim produksi pementasan naskah "Cabik" di Bengkulu, Senin.

Menurut dia, dalam pementasan naskah "Cabik" teaternya mengangkat tema tentang konflik kehidupan berumah tangga yang sering terjadi di masyarakat.

"Dalam kehidupan ada siklus, termasuk berumah tangga, kita mengangkat tema kehidupan tentang keluarga yang tidak diberikan keturunan sehingga menimbulkan konflik antara suami dengan istri," kata dia.

Keluarga yang tidak dikaruniai keturunan, kata dia, sering menyebabkan perselisihan yang dapat mengakibatkan perceraian oleh karena pasangan suami istri tidak sanggup menanggung beban batin.

Dikaruniai keturunan, kata dia, menjadi suatu tolok ukur tentang arti kehidupan berkeluarga menurut pandangan masyarakat sehingga menimbulkan banyak tekanan ketika sebuah keluarga tidak dikaruniai keturunan.

"Banyak tekanan berbagai pihak dengan melontarkan pertanyaan tentang 'kapan punya anak' yang akhirnya menjadi konflik antara suami dan istri. Ketika konflik itu memncak, maka cintalah yang mampu membuat pasangan itu untuk tetap bertahan," kata Ilhamdi.

Dengan pementasan naskah "cabik" dia berharap dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat agar mengubah perspektif tentang makna sebuah kehidupan berumah tangga.

"Baik punya keturunan maupun tidak itu adalah sebuah keluarga, kita berharap masyarakat mengubah pandangannya, sehingga tidak ada lagi keluarga yang berpisah hanya karena tidak dikaruniai keturunan," kata dia

Pementasan drama teatrikal naskah "Cabik" ini diproduseri oleh Juan Tsun Zu, sedangkan sutradara didaulatkan kepada salah satu pendiri sanggar tonggak Ciputat Jakarta dan kelompok Teater Altar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Swend Dewa.

Swend juga sempat mondar-mandir di Bengkel Teater Rendra dan terlibat dalam penggarapan produksi teater di Jakarta sebelum pulang ke kampung halaman di Bengkulu.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013