Vietnam dan tetangganya Laos merupakan dua negara anggota ASEAN yang bersama anggota lainnya, termasuk Indonesia, berupaya memastikan bahwa kawasan Asia Tenggara tetap damai dan hubungan persahabatan di antara mereka sesuai prinsip-prinsip dalam Treaty of Amity and Cooperation.
Atas undangan Presiden Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan delegasi tingkat tinggi Vietnam akan mengadakan kunjungan persahabatan pada 9-10 Agustus 2021 untuk mempererat hubungan kedua negara.
Sebelumnya, Presiden Sisoulith berkunjung ke Vietnam pada 28-29 Juni 2021, yang merupakan kunjungan kenegaraan pertamanya sebagai presiden dan Sekjen Partai Revolusioner yang berkuasa di Vietnam.
Kunjungan kedua pemimpin itu menegaskan kebijakan luar negeri mereka yang konsisten untuk menjaga persahabatan dan kerja sama antara Vietnam dan Laos.
Para pengamat mengatakan transisi kepemimpinan di Vietnam dan Laos awal tahun ini menggarisbawahi hubungan yang semakin solid kedua negara.
Hubungan tersebut juga akan meningkatkan kerja sama dengan tetangga-tetangga mereka di ASEAN agar perhimpunan ini terus bersatu dan maju.
Kunjungan dua-hari Presiden Nguyen Xuan Phuc berlangsung sehari setelah ulang tahun ke-54 ASEAN yang beranggotakan Vietnam, Laos, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Thailand.
Sebagai negara bertetangga, Vietnam dan Laos pada Juli 1962 sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik. Vietnam juga bertetangga dengan Kamboja dan China, dan memiliki perbatasan darat dengan kedua negara itu.
Berbatasan di darat sepanjang lebih dari 2.340 km, rakyat Laos dan Vietnam juga mempunyai hubungan yang sudah terjalin lama.
Hubungan politik Hanoi dan Vientiane telah berlangsung lebih 40 tahun dan hubungan ekonomi dan budaya begitu erat. Perusahaan-perusahaan Vietnam telah beroperasi di Laos dalam beberapa dekade terakhir, khususnya di provinsi-provinsi Selatan seperti Savannakhet dan Attapeu.
Laos memiliki kepentingan strategis dalam memelihara hubungan dengan Vietnam. Sebagai negara yang tak memiliki laut (landlock), Vietnam menyediakan rute terbaik bagi Laos untuk mengakses laut bagi perdagangannya, karena jaraknya lebih dekat ketimbang lewat Thailand.
Atas alasan itu, Vietnam ingin memperkuat hubungannya dengan Laos, khususnya melalui penguatan kerja sama ekonomi dengan membangun jalan raya, pelabuhan dan jalan kereta api.
Laos berinteraksi dengan dunia luar melalui Thailand, tetangganya yang lain. Perdagangan dengan dan melalui Thailand ke Barat sudah berlangsung lama karena alasan geografis dan historis.
Proyek Vietnam
Hubungan ekonomi kedua negara juga berkembang. Vietnam memiliki 413 proyek investasi senilai 4,22 miliar dolar AS di Laos, naik sekitar 30 persen dibanding tahun 2010. Sebagian besar proyek-proyek besar mereka di sana telah rampung.
Selama kurun waktu 2016-2020, total turnover perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar 4,8 miliar dolar.
Kerja sama juga dilakukan dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, sektor transportasi dan konstruksi.
2021 merupakan tahun bagi hubungan kerja sama Laos-Vietnam, ulang tahun ke-44 penandatanganan Treaty of Friendship and Cooperation (18 Juli 1977-18 Juli 2021), dan ulang tahun ke-59 penandatangan hubungan diplomatik kedua negara (5 September 1962-5 September 2021).
Dalam kurun waktu 59 tahun itu, hubungan diplomatik dan politik kedua negara menunjukkan prestasi yang bagus.
Hubungan ekonomi merupakan komponen dalam hubungan Vietnam-Laos karena kedua negara memiliki cita-cita dan tujuan yang sama dalam mengembangkan negara yang sejahtera.
Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah dan rakyat Vietnam selalu menyediakan dukungan berharga, tepat waktu dan efektif kepada Laos tiap tahun dan juga pada saat sulit. Vietnam adalah negara pertama yang mendukung Laos dalam melawan pandemi COVID-19.
COVID-19 telah membuat Laos mengalami kesulitan dalam pengadaan peralatan medis. Negara itu juga kurang pengalaman dalam mencegah dan mengendalikan wabah.
Meskipun masih menghadapi pandemi, pemerintah dan rakyat Vietnam tetap membantu Laos mengatasi ancaman virus corona.
Meski terdampak pandemi, Laos mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Pada 2020, ekonomi negara itu tetap tumbuh 3,3 persen-3,6 persen di saat negara lain di dunia mengalami pertumbuhan negatif akibat COVID-19.
Pada Maret 2021, Vietnam mengumumkan pihaknya telah memberikan gedung parlemen baru senilai 111 juta dolar kepada Laos.
Menjadikan Laos sebagai sahabat dekat yang saling membantu merupakan prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Hanoi.
Memasuki babak baru, periode konstruksi nasional yang damai dan transisi menuju sosialisme, hubungan kedua negara ini berubah dari solidaritas dalam memerangi musuh-musuh bersama menuju persahabatan dan kesetiakawanan, khususnya kerjasama komprehensif di bawah para pemimpin mereka.
Perwira tinggi Laos Letnan Jenderal Vilay Lakhamphong menegaskan bahwa revolusi Laos di masa-masa lalu tak dapat terwujud tanpa dukungan dan bantuan teman-teman mereka di Vietnam dan sebaliknya, revolusi Vietnam tak ada tanpa bantuan rakyat Laos.
“Solidaritas antara dua negara telah menjadi hubungan yang langka di dunia, hubungan yang tidak dimiliki negara-negara lain di dunia: tradisi dan aset tak ternilai kedua negara,” katanya.
*Mohammad Anthoni adalah wartawan senior ANTARA dari 1990 sampai 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Atas undangan Presiden Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan delegasi tingkat tinggi Vietnam akan mengadakan kunjungan persahabatan pada 9-10 Agustus 2021 untuk mempererat hubungan kedua negara.
Sebelumnya, Presiden Sisoulith berkunjung ke Vietnam pada 28-29 Juni 2021, yang merupakan kunjungan kenegaraan pertamanya sebagai presiden dan Sekjen Partai Revolusioner yang berkuasa di Vietnam.
Kunjungan kedua pemimpin itu menegaskan kebijakan luar negeri mereka yang konsisten untuk menjaga persahabatan dan kerja sama antara Vietnam dan Laos.
Para pengamat mengatakan transisi kepemimpinan di Vietnam dan Laos awal tahun ini menggarisbawahi hubungan yang semakin solid kedua negara.
Hubungan tersebut juga akan meningkatkan kerja sama dengan tetangga-tetangga mereka di ASEAN agar perhimpunan ini terus bersatu dan maju.
Kunjungan dua-hari Presiden Nguyen Xuan Phuc berlangsung sehari setelah ulang tahun ke-54 ASEAN yang beranggotakan Vietnam, Laos, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Thailand.
Sebagai negara bertetangga, Vietnam dan Laos pada Juli 1962 sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik. Vietnam juga bertetangga dengan Kamboja dan China, dan memiliki perbatasan darat dengan kedua negara itu.
Berbatasan di darat sepanjang lebih dari 2.340 km, rakyat Laos dan Vietnam juga mempunyai hubungan yang sudah terjalin lama.
Hubungan politik Hanoi dan Vientiane telah berlangsung lebih 40 tahun dan hubungan ekonomi dan budaya begitu erat. Perusahaan-perusahaan Vietnam telah beroperasi di Laos dalam beberapa dekade terakhir, khususnya di provinsi-provinsi Selatan seperti Savannakhet dan Attapeu.
Laos memiliki kepentingan strategis dalam memelihara hubungan dengan Vietnam. Sebagai negara yang tak memiliki laut (landlock), Vietnam menyediakan rute terbaik bagi Laos untuk mengakses laut bagi perdagangannya, karena jaraknya lebih dekat ketimbang lewat Thailand.
Atas alasan itu, Vietnam ingin memperkuat hubungannya dengan Laos, khususnya melalui penguatan kerja sama ekonomi dengan membangun jalan raya, pelabuhan dan jalan kereta api.
Laos berinteraksi dengan dunia luar melalui Thailand, tetangganya yang lain. Perdagangan dengan dan melalui Thailand ke Barat sudah berlangsung lama karena alasan geografis dan historis.
Proyek Vietnam
Hubungan ekonomi kedua negara juga berkembang. Vietnam memiliki 413 proyek investasi senilai 4,22 miliar dolar AS di Laos, naik sekitar 30 persen dibanding tahun 2010. Sebagian besar proyek-proyek besar mereka di sana telah rampung.
Selama kurun waktu 2016-2020, total turnover perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar 4,8 miliar dolar.
Kerja sama juga dilakukan dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, sektor transportasi dan konstruksi.
2021 merupakan tahun bagi hubungan kerja sama Laos-Vietnam, ulang tahun ke-44 penandatanganan Treaty of Friendship and Cooperation (18 Juli 1977-18 Juli 2021), dan ulang tahun ke-59 penandatangan hubungan diplomatik kedua negara (5 September 1962-5 September 2021).
Dalam kurun waktu 59 tahun itu, hubungan diplomatik dan politik kedua negara menunjukkan prestasi yang bagus.
Hubungan ekonomi merupakan komponen dalam hubungan Vietnam-Laos karena kedua negara memiliki cita-cita dan tujuan yang sama dalam mengembangkan negara yang sejahtera.
Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah dan rakyat Vietnam selalu menyediakan dukungan berharga, tepat waktu dan efektif kepada Laos tiap tahun dan juga pada saat sulit. Vietnam adalah negara pertama yang mendukung Laos dalam melawan pandemi COVID-19.
COVID-19 telah membuat Laos mengalami kesulitan dalam pengadaan peralatan medis. Negara itu juga kurang pengalaman dalam mencegah dan mengendalikan wabah.
Meskipun masih menghadapi pandemi, pemerintah dan rakyat Vietnam tetap membantu Laos mengatasi ancaman virus corona.
Meski terdampak pandemi, Laos mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Pada 2020, ekonomi negara itu tetap tumbuh 3,3 persen-3,6 persen di saat negara lain di dunia mengalami pertumbuhan negatif akibat COVID-19.
Pada Maret 2021, Vietnam mengumumkan pihaknya telah memberikan gedung parlemen baru senilai 111 juta dolar kepada Laos.
Menjadikan Laos sebagai sahabat dekat yang saling membantu merupakan prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Hanoi.
Memasuki babak baru, periode konstruksi nasional yang damai dan transisi menuju sosialisme, hubungan kedua negara ini berubah dari solidaritas dalam memerangi musuh-musuh bersama menuju persahabatan dan kesetiakawanan, khususnya kerjasama komprehensif di bawah para pemimpin mereka.
Perwira tinggi Laos Letnan Jenderal Vilay Lakhamphong menegaskan bahwa revolusi Laos di masa-masa lalu tak dapat terwujud tanpa dukungan dan bantuan teman-teman mereka di Vietnam dan sebaliknya, revolusi Vietnam tak ada tanpa bantuan rakyat Laos.
“Solidaritas antara dua negara telah menjadi hubungan yang langka di dunia, hubungan yang tidak dimiliki negara-negara lain di dunia: tradisi dan aset tak ternilai kedua negara,” katanya.
*Mohammad Anthoni adalah wartawan senior ANTARA dari 1990 sampai 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021