Bengkulu (Antara) - Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Najamudin menyatakan prihatin dengan pengelolaan modal Badan Usaha Milik Daerah PT Bengkulu Mandiri yang diinvestasikan ke sejumlah perusahaan namun tidak menghasilkan keuntungan.

"Ada modal perusahaan yang diinvestasikan sebesar Rp10 miliar di sejumlah perusahaan, tapi jangankan untung, modal itu saja tidak kembali," katanya di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan hal itu terkait hasil inspeksi mendadak ke Kantor BUMD Bengkulu Mandiri pada Selasa (25/9).

Pada kunjungan mendadak itu, sejumlah staf atau pegawai di Kantor BUMD itu terlihat terkejut dengan kedatangan Wakil Gubernur itu.

Menurut Wakil Gubernur, dana sebesar Rp10 miliar itu seharusnya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan jika dikelola dengan baik.  

Kepala Divisi Humas, Umum dan Personalia BUMD Bengkulu Mandiri, Junaidi Yurid mengatakan dana sebanyak Rp10 miliar diinvestasikan ke sejumlah perusahaan, namun hingga kini belum ada keuntungan.

"Penyertaan modal konsep awalnya, tapi sampai saat ini belum ada keuntungan, bahkan kami sudah berupaya menarik modal itu," katanya.

Modal tersebut antara lain CV Sinar Makmur, Wedika Hotel, Hotel Bidadari dan pengembang perumahan Perumahan Taman Indah.

Semuanya ada jaminan dan agunannya yang dipinjam oleh pemilik Bidadari Hotel yang tidak ada jaminannya.

Menurut Junaidi, dana yang dipinjamkan ke pihak ketiga tersebut konsepnya adalah kerjasama, namun semuanya macet ditengah jalan, sehingga dananya banyak yang belum dikembalikan.

"Kami berusaha menagih dana tersebut baik melalui cara kekeluargaan maupun melalui proses di pengadilan," katanya.

Junaidi mengatakan BUMD Bengkulu Mandiri memiliki berbagai usaha lain seperti briket batubara yang dipasarkan untuk kebutuhan lokal hingga ke Lubuklinggau, Sumatra Selatan.

Ada juga usaha lapangan golf, jasa jual tiket pesawat, periklanan dan beberapa unit usaha lainnya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013