Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz di Kota Ramallah di Tepi Barat pada Minggu (29/8), kata pejabat.
Ini merupakan pertemuan tingkat tertinggi antara Abbas dan menteri Israel yang diumumkan secara terbuka sejak pembentukan pemerintahan baru Israel pada Juni.
Gantz, ketua partai sentris, mengatakan kepada Abbas bahwa Israel akan menempuh langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Palestina, menurut pernyataan resmi kantornya.
"Mereka juga membahas tentang membangun situasi keamanan dan ekonomi di Tepi Barat dan di Gaza," tulis pernyataan itu. "Mereka sepakat untuk melanjutkan komunikasi lebih lanjut mengenai isu-isu yang dibahas selama pertemuan."
Anggota Komite Sentral Fatah Abbas Hussein Al Sheikh mengatakan pembahasan itu meliputi "semua aspek" relasi Palestina-Israel.
Pembicaraan damai di antara kedua belah pihak kandas pada 2014, meski Israel selama beberapa tahun terakhir mencapai kesepakatan normalisasi dengan sejumlah negara Arab, di bawah dukungan AS.
Pemerintahan baru Israel mencakup bongkar pasang dari partai-partai yang membentang dari paling kiri hingga paling kanan dan untuk pertama kalinya melibatkan faksi Islam kecil.
Perdana Menteri Naftali Bennett, ketua partai ultranasionalis, menentang kenegaraan Palestina. Akan tetapi mengingat susunan koalisinya, maka setiap keputusan kebijakan yang sensitif mengenai konflik Israel-Palestina akan sulit.
Pertemuan di Ramallah berlangsung hanya beberapa hari setelah Bennett bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, di mana Biden kembali menegaskan dukungan untuk solusi dua negara.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Ini merupakan pertemuan tingkat tertinggi antara Abbas dan menteri Israel yang diumumkan secara terbuka sejak pembentukan pemerintahan baru Israel pada Juni.
Gantz, ketua partai sentris, mengatakan kepada Abbas bahwa Israel akan menempuh langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Palestina, menurut pernyataan resmi kantornya.
"Mereka juga membahas tentang membangun situasi keamanan dan ekonomi di Tepi Barat dan di Gaza," tulis pernyataan itu. "Mereka sepakat untuk melanjutkan komunikasi lebih lanjut mengenai isu-isu yang dibahas selama pertemuan."
Anggota Komite Sentral Fatah Abbas Hussein Al Sheikh mengatakan pembahasan itu meliputi "semua aspek" relasi Palestina-Israel.
Pembicaraan damai di antara kedua belah pihak kandas pada 2014, meski Israel selama beberapa tahun terakhir mencapai kesepakatan normalisasi dengan sejumlah negara Arab, di bawah dukungan AS.
Pemerintahan baru Israel mencakup bongkar pasang dari partai-partai yang membentang dari paling kiri hingga paling kanan dan untuk pertama kalinya melibatkan faksi Islam kecil.
Perdana Menteri Naftali Bennett, ketua partai ultranasionalis, menentang kenegaraan Palestina. Akan tetapi mengingat susunan koalisinya, maka setiap keputusan kebijakan yang sensitif mengenai konflik Israel-Palestina akan sulit.
Pertemuan di Ramallah berlangsung hanya beberapa hari setelah Bennett bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, di mana Biden kembali menegaskan dukungan untuk solusi dua negara.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021