Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan nilai transaksi sektor kesehatan di Indonesia menembus nominal Rp490 triliun dalam kurun setahun terakhir.
"Saya juga baru mempelajari bahwa total pengeluaran untuk sektor kesehatan, baik yang dilakukan oleh individu, perusahaan swasta, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah daerah dan pemerintah pusat berkisar di angka Rp490 triliun setahun ini," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan di kanal YouTube Kemenkes RI yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Budi mengatakan pengeluaran yang paling besar digunakan untuk membayar layanan kesehatan yang diberikan oleh dokter maupun menggunakan alat kesehatan.
Menurut Budi situasi itu menggambarkan betapa besarnya potensi usaha dan bisnis di sektor kesehatan yang saat ini bergulir di Indonesia.
"Sangat sayang bila potensi bisnis ini terjadi tanpa membangun kapasitas manufaktur atau pembuatan industri dalam negeri khususnya di sektor kesehatan tanpa membuka kesempatan bagi tenaga tenaga kerja Indonesia bagi pengusaha asli Indonesia untuk bisa berusaha di sektor kesehatan ini," katanya.
Dalam lima tahun terakhir sejak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) mengenai produksi alat kesehatan dalam negeri, kata Budi, Kemenkes telah mengeluarkan total 9.400-an izin edar untuk produk kesehatan produksi dalam negeri. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya berkisar 2.300-an izin edar.
"Saya juga sudah menyaksikan sendiri bahwa di masa pandemi ini beberapa alat kesehatan utama sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Banyak pabrik alat perlindungan diri sudah mulai beroperasi memproduksi di dalam negeri," katanya.
Kondisi serupa juga disaksikan Budi saat meninjau peralatan kesehatan di beberapa rumah sakit. "Alat-alat high flow nasal canule (oksigen terapi dengan aliran tinggi melalui kanul nasal) juga sudah diproduksi di dalam negeri," katanya.
Budi menambahkan kebutuhan alat kesehatan merupakan kesempatan bagi industri alat kesehatan dalam negeri untuk bisa lebih agresif membangun kapasitas produksi di dalam negeri.
"Karena hanya dengan demikianlah ekonomi Indonesia akan bisa berputar dan Indonesia akan menjadi negara yang lebih besar dan lebih kuat," katanya.
Budi memastikan bahwa Kemenkes akan memberikan kebijakan afirmasi terhadap produsen alat kesehatan yang dibangun di dalam negeri.
"Kami akan terus mendukung pembangunan pabrik-pabrik dan industri alat kesehatan dan mengeluarkan kebijakan afirmasi yang mengarahkan agar semua pembelian oleh pemerintah pusat pemerintah daerah, diprioritaskan ke perusahaan yang memproduksi seluruh alat kesehatannya dari hulu ke hilir di Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Saya juga baru mempelajari bahwa total pengeluaran untuk sektor kesehatan, baik yang dilakukan oleh individu, perusahaan swasta, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah daerah dan pemerintah pusat berkisar di angka Rp490 triliun setahun ini," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan di kanal YouTube Kemenkes RI yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Budi mengatakan pengeluaran yang paling besar digunakan untuk membayar layanan kesehatan yang diberikan oleh dokter maupun menggunakan alat kesehatan.
Menurut Budi situasi itu menggambarkan betapa besarnya potensi usaha dan bisnis di sektor kesehatan yang saat ini bergulir di Indonesia.
"Sangat sayang bila potensi bisnis ini terjadi tanpa membangun kapasitas manufaktur atau pembuatan industri dalam negeri khususnya di sektor kesehatan tanpa membuka kesempatan bagi tenaga tenaga kerja Indonesia bagi pengusaha asli Indonesia untuk bisa berusaha di sektor kesehatan ini," katanya.
Dalam lima tahun terakhir sejak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) mengenai produksi alat kesehatan dalam negeri, kata Budi, Kemenkes telah mengeluarkan total 9.400-an izin edar untuk produk kesehatan produksi dalam negeri. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya berkisar 2.300-an izin edar.
"Saya juga sudah menyaksikan sendiri bahwa di masa pandemi ini beberapa alat kesehatan utama sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Banyak pabrik alat perlindungan diri sudah mulai beroperasi memproduksi di dalam negeri," katanya.
Kondisi serupa juga disaksikan Budi saat meninjau peralatan kesehatan di beberapa rumah sakit. "Alat-alat high flow nasal canule (oksigen terapi dengan aliran tinggi melalui kanul nasal) juga sudah diproduksi di dalam negeri," katanya.
Budi menambahkan kebutuhan alat kesehatan merupakan kesempatan bagi industri alat kesehatan dalam negeri untuk bisa lebih agresif membangun kapasitas produksi di dalam negeri.
"Karena hanya dengan demikianlah ekonomi Indonesia akan bisa berputar dan Indonesia akan menjadi negara yang lebih besar dan lebih kuat," katanya.
Budi memastikan bahwa Kemenkes akan memberikan kebijakan afirmasi terhadap produsen alat kesehatan yang dibangun di dalam negeri.
"Kami akan terus mendukung pembangunan pabrik-pabrik dan industri alat kesehatan dan mengeluarkan kebijakan afirmasi yang mengarahkan agar semua pembelian oleh pemerintah pusat pemerintah daerah, diprioritaskan ke perusahaan yang memproduksi seluruh alat kesehatannya dari hulu ke hilir di Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021