Pekanbaru (Antara) - Malaysia menjadi pemasok terbesar kasus penyelundupan narkoba yang terjadi di Riau, kata Diresnarkoba Polda Riau, Kombes Pol Hermansyah.

"Pemasok terbesar dari Malaysia. Di beberapa kasus, ada yang dari Singapura dan India," kata Hermansyah, di Riau, Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, letak geografis Riau yang berbatasan dengan negara tetangga membuat wilayah ini menjadikan rawan penyelundupan narkoba.

Dia mengatakan kasus narkoba yang ditangani Polda Riau pada 2013 mengalami tren peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012.

"Dari Januari - September 2013 ada 730 kasus yang ditangani dan selesai semua. Naik, dibandingkan periode yang sama pada 2012 sebanyak 465 kasus," katanya.

Sementara pada 2013, pihaknya telah menangkap 1.048 tersangka. Pada 2012 hanya 745 tersangka.

Pihaknya menambahkan bahwa angka tersebut hanya merepresentasikan jumlah kasus yang ditangani di Polda Riau saja. Dia berkeyakinan masih banyak kasus lainnya yang belum terungkap.

"Jumlah ini baru angka yang baru tertangkap saja, ini seperti fenomena gunung es," katanya.

Untuk itu pihaknya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dan Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) untuk melakukan rehabilitasi terhadap para pengguna narkoba yang bukan sebagai pengedar. "Yang benar-benar pengguna, direhab, agar tidak lagi diterapkan penegakan hukum yang kaku bagi para pengguna," katanya.

Dia menambahkan, di Riau, para pengguna narkotika umumnya berusia di atas 30 tahun.

Dari data yang dihimpun Polda Riau, tercatat pada 2012, disita barang bukti ganja sebanyak 68.271,82 gram, ekstasi 3.360,4 butir, sabu 5.613,15 gram dan happyfive 159 butir.

Sementara pada 2013, pihaknya mencatat terjadi peningkatan barang bukti yang disita yakni 183.475,09 gram ganja, 5.788,7 butir ekstasi, 6.366,73 gram sabu dan 634 butir happyfive.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013