Jakarta (Antara) - Bank Dunia berkomitmen untuk menetapkan dua sasaran global yaitu menghentikan kemiskinan ekstrim pada tahun 2030 dan meningkatkan kesejahteraan bersama dari 40 persen populasi terbawah di negara-negara berkembang.

"Kini strategi kami akan mengarahkan seluruh aktivitas dan sumber daya guna memenuhi dua sasaran itu," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, dengan demikian seluruh keputusan yang akan diambil oleh beragam institusi dalam grup Bank Dunia akan lebih selektif dalam memilih proyek yang lebih transformatif guna membantu negara-negara dan kawasan meraih prioritas mereka.

Ia berpendapat, prioritas di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah umumnya selaras dengan sasaran tersebut yaitu dengan membuat kemajuan yang lebih kuat dalam beberapa tahun mendatang untuk mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat yang terpinggirkan.

"Kami akan lebih menjadi katalisator pengubah yang menarik dana miliaran dolar dari permodalan sektor swasta ke negara-negara miskin," katanya.

Presiden Bank Dunia mengemukakan, hal itu penting karena saat ini negara-negara tersebut cenderung sukar menarik investasi yang menciptakan lapangan pekerjaan.

Untuk itu, lembaga keuangan multilateral tersebut bakal mendorong lebih banyak investasi di negara-negara yang dalam kondisi rapuh serta bekerja dalam beragam bidang guna memerangi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan dan sistem pendidikan, terutama bagi perempuan dan wanita.

Sebelumnya, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan akses universal bagi seluruh kalangan masyarakat untuk mendapatkan layanan finansial, berperan penting dalam upaya  pengentasan kemiskinan di dunia.

"Akses universal kepada layanan finansial sebenarnya dapat dicapai dengan menggunakan teknologi baru, model bisnis transformatif dan reformasi yang ambisius," kata Jim Yong Kim.

Menurut dia, pada awal tahun 2020 diperkirakan bahwa akun uang di dalam dunia maya bersamaan dengan penggunaan kartu debit dinilai dapat meningkatkan akses finansial kepada mereka yang kini kerap terpinggirkan.

Selain itu, Presiden Bank Dunia menyatakan bahwa lebih dari 50 negara lainnya telah berkomitmen memenuhi target inklusif finansial.

"Jika mereka dapat memenuhi komitmen itu, dan jika negara lainnya juga bisa berani menetapkan target, dan jika sektor swasta menyalurkan sumber dayanya, maka kita dapat mencapai akses universal pada 2020," ucapnya.

Ia mengingatkan bahwa sekitar 2,5 miliar orang dewasa di dunia diperkirakan masih belum memiliki rekening di bank.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013