London (Antara/AFP) - Juan Mata memberikan nilai tambah bagi Jose Mourinho ketika sepakan gelandang Chelsea itu menginspirasi timnya untuk menang 2-0 di markas Arsenal pada putaran keempat Piala Liga pada Selasa.

Mata kesulitan menembus untuk meyakinkan Mourinho bahwa dirinya layak masuk mendapat tempat di tim inti, dan gelandang Spanyol itu baru tampil sebagai pemain pertama sebanyak enam pertandingan pada musim ini.

Namun ia kembali masuk tim inti di Stadion Emirates dan memaksimalkan kesempatan yang dimilikinya, dengan memberi penampilan berpengaruh pada babak kedua yang mengamankan tempat Chelsea di perempat final.

Gol pertama Mata di musim ini untuk klubnya itu terjadi setelah bek Si Biru Cesar Azpilicueta membuka gol sebelum turun minum.

Chelsea, yang dua kali menjuarai Piala Liga di bawah asuhan Mourinho, selalu mengendalikan permainan meski terdapat sepuluh perubahan terhadap tim yang mengalahkan Manchester City 2-1 pada Minggu.

Mourinho geram dengan fakta bahwa Chelsea harus bermain dua kali dalam rentang waktu tiga hari, mengklaim bahwa Arsenal mendapatkan keuntungan yang tidak adil karena pertandingan mereka melawan Crystal Palace pada akhir pekan berlangsung pada Sabtu siang.

Ia menegaskan bahwa ia akan memainkan tim yang lemah sebagai cara untuk memprotes dan kata-katanya dapat dipegang sebab hanya Gary Cahill yang mempertahankan tempatnya, meski kekuatan tim Chelsea dengan keberadaan pemain-pemain seperti Mata, Willian, dan Samuel Eto'o tidak dapat dikatakan sebagai tim yang benar-benar lemah.

Arsene Wenger berharap Arsenal akan mampu menimbulkan pukulan psikologis kepada salah satu penantang utama mereka untuk posisinya di puncak klasemen Liga Utama Inggris.

Namun Wenger melakukan delapan perubahan dari tim yang menang di markas Palace, dan sikapnya tidak akan mendapat kritik jika mereka kembali ke bangku pemain cadangan setelah menampilkan permainan apik.

Mourinho dan Wenger memiliki hubungan yang panas pada masa-masa terbaiknya saat melatih Chelsea untuk masa kerja pertamanya di Inggris, namun hubungan mereka terlihat lebih baik dengan adanya senyum hangat dan jabat tangan antara kedua rival ini sebelum pertandingan dimulai.

Hal positif itu menciptakan nada pada pembukaan derby London ini.

Ssaat Arsenal kesulitan menemukan irama permainan, bukan kejutan ketika gol pembuka pada menit ke-25 tercipta dari kekeliruan pertahanan The Gunners.

Setelah menyapu bola tendangan sudut, Chelsea melakukan serangan balik dengan cepat di mana Eto'o memimpin laju bola sebelum hadangan Aaron Ramsey membuat Michael Essien dapat mengirim bola ke bagian tepi kotak penalti Arsenal.

Carl Jenkinson dan Jack Wilshere bingung siapa yang semestinya menyapu bola, dan ketika Jenkinson mampu bertindak untuk menyundul bola ke arah Lukasz Fabianski, bola mengarah lemah untuk dicapai kiper Arsenal.

Azpilicueta memaksimalkan kesempatan ini, dengan berani menyambar bola melewati Fabianski ke sudut jauh.

Bek kanan Chelsea itu nyaris memberi keuntungan pada tuan rumah ketika beberapa saat kemudian ia membuat Nacho Monreal dapat melepaskan tembakan mendatar yang masih melebar.

Itu merupakan satu-satunya peluang serius Arsenal pada babak pertama, di mana banyak pihak yang mengeluhkan ketajaman Nicklas Bendtner karena penyerang Denmark jarang dimainkan sejak awal.

Eto'o berpeluang menggandakan keunggulan Chelsea melalui tembakan jarak jauh pada awal babak kedua, sehingga Wenger memasukkan pengatur permainan asal Jerman Mesut Ozil, yang menggantikan pemain sayap Jepang Ryo Miyaichi.

Namun sebelum Ozil mendapat peluang untuk memberi dampak, Mata membuat pertandingan ini menjadi milik timnya melalui sepakannya pada menit ke-66.    

Bola lemah jatuh kepada Mata di tepi kotak penalti dan pemain Spanyol itu menyentuh bola satu kali dengan kaki kirinya sebelum melepaskan tembakan kaki kanan yang tidak dapat dijangkau Fabianski.

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013