Kain Ulos atau Kain Batak merupakan salah satu wastra Indonesia yang sarat dengan nilai budaya sehingga perlu dilestarikan secara berkelanjutan.
Dalam rangka menjaga kelestarian budaya Kain Ulos maka Tobatenun sebagai UMKM asal Sumatera telah menggelar Lomba Selendang Tenun bagi para perajin tenun, di mana hasil karya pemenang lomba telah dijual dan hasilnya didonasikan ke komunitas perajin bernama Komunitas Jabu Bonang.
“Sesuai dengan tujuan Tobatenun dari awal, kami hadir untuk melestarikan kain Batak dan penenunnya. Kami sangat puas melihat karya dari penenun asal Sumatera Utara yang mengikuti lomba Selendang Tenun. Kami juga melihat perkembangan kreativitas penenun yang terlihat pada motif, kemampuan, dan kerapian bertenun dengan material serat alam,” ujar CEO dan Founder Tobatenun Kerri na Basaria dalam keterangannya, Selasa.
Kerri menyebutkan kualitas tenun dari lomba ini lebih bermutu serta ramah lingkungan karena para peserta diwajibkan menggunakan benang serta serat alami daripada serat sintetis serta pewarna kimia yang biasanya dipakai.
Adapun telah didapatkan tiga pemenang dari acara Selendang Tenun 2021 yang ketiganya berasal dari daerah Samosir yaitu Dormauli Nainggiolan, Anna Dahlia Silaban, dan Denita Manihuruk.
Denita Manihuruk salah satu pemenang Selendang Tenun 2021 menyebutkan dirinya sebagai perajin tenun merasa tertantang karena harus melakukan penyesuaian bahan baku.
Namun dirinya puas bisa memberikan karya khas Sumatera Utara yang telah memiliki standar berkelanjutan untuk lingkungan dan budaya.
“Kami juga turut senang berkat lomba ini kami jadi lebih terlatih, sehingga dapat memproduksi kain Batak dengan kualitas yang lebih bagus serta mampu membantu komunitas penenun. Kami harap warisan dari leluhur kami dapat selalu terjaga sebagai warisan untuk bangsa,” ujar Denita.
Nantinya hasil karya dari para peserta Selendang Tenun 2021 yang belum terjual akan dilelang dalam ajang amal di 15 November 2021 melalui situs Tobatenun.com.
Kain buatan tangan para perajin Sumatera Utara itu akan mulai dijajakan di kisaran Rp2,5 juta sesuai dengan tingkat kesulitan motif dan kerapihan di tiap kainnya.
Penghasilan yang terkumpul akan kembali diberikan pada Komunitas Jabu Bonang selain sebagai donasi juga sebagai dana pendampingan agar para perajin semakin terberdaya dan teredukasi menghasilkan wastra tradisional Sumatera Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021