Benghazi, Libya (Antara/AFP) - Ledakan bom mobil menewaskan seorang ulama Angkatan Udara Libya di kota wilayah timur, Benghazi, Kamis, kata beberapa petugas medis.

Pemboman itu merupakan yang terakhir dari serangkaian serangan terhadap personel pasukan keamanan di kota kedua Libya tersebut.

Sheikh Muftah al-Fitouri, pengkhutbah di pangkalan udara Benina di Benghazi, diumumkan tewas di Rumah Sakit Al-Jala, kata juru bicara Fadia al-Barghathi.

Pada 6 November, seorang perwira intelijen Libya tewas dalam ledakan bom mobil di kota itu , tiga hari setelah seorang rekannya mengalami nasib serupa.

"Perwira Abusif al-Mabruk tewas akibat luka-lukanya," beberapa jam setelah ledakan itu, kata juru bicara Rumah Sakit Al-Jala, Fadia al-Barghathi, kepada AFP.

Tiga hari sebelumnya pada 3 November, seorang perwira intelijen militer bernama Suleiman al-Fissi juga tewas ketika bom yang dipasang di mobilnya meledak.

Pemboman itu juga melukai serius istri dan kedua anaknya.

Dalam insiden lain pada 6 November, Kolonel AD Issam al-Houidi cedera dalam usaha pembunuhan di dekat Derna sebelah timur Benghazi, kata kantor berita LANA, namun jiwanya tidak dalam bahaya.

Pada 5 November, pasukan keamanan menemukan dan menjinakkan sebuah bom di pusat medis Benghazi, dan mungkin senjata itu akan diledakkan dengan pengendali jarak jauh.

Pemboman Kamis itu merupakan yang terakhir dari serangkaian serangan terhadap aparat keamanan dan pejabat lain Libya di Benghazi dalam beberapa waktu terakhir ini.

Pada 18 Oktober, kepala polisi militer Libya, Kolonel Mustapha al-Barghathi, tewas dalam serangan di kota itu.

Barghati tewas akibat luka-luka tembakan di kepala dan dada di Rumah Sakit Al-Jala di kota kawasan Laut Tengah itu, kata juru bicara pasukan keamanan Kolonel Abdallah al-Zaidi, dengan menambahkan bahwa ia adalah perwira pertama di jajaran militer Muamar Gaddafi yang membelot dan membentuk pasukan pemberontak pada 2011.

Pada 13 Oktober, seorang perwira Angkatan Udara Libya juga dibunuh dalam serangan serupa.

"Penyerang-penyerang tak dikenal melepaskan tembakan ke arah Abdelfattah al-Ryani, seorang perwira angkatan udara, di daerah Al-Hadaek, Benghazi," kata Zaidi kepada AFP.

Perwira itu "tewas setelah tertembak di kepala dan dada", katanya.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

Militan yang terkait dengan Al Qaida menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013