Bengkulu (Antara) - Sebanyak 1.233 jiwa warga Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara mulai kesulitan mendapatkan bahan pangan akibat longsor yang menimbun jalur lori, satu-satunya akses ke desa itu.

"Bahan pangan jadi langka karena pasokan terhenti, akses ke desa terputus," kata Kepala Desa Lebong Tandai, Kamarudin di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan longsor di tiga titik mengakibatkan jalur motor lori ekspress, satu-satunya alat transportasi ke desa itu terputus total.

Motor lori ekspres adalah bekas angkutan tambang emas zaman Belanda yang beroperasi di wilayah itu.

"Sekarang sebagian warga nekat untuk melintasi pegunungan dan hutan selama delapan jam untuk mengakses desa terdekat, Napal Putih," katanya.

Selain kesulitan bahan pangan, warga di desa itu juga membutuhkan obat-obatan.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan kata dia, warga mulai mencari umbi-umbian yang bisa dimakan.

"Walaupun ada bahan pangan di beberapa warung harganya sudah naik 100 persen," tambahnya.

Ia mengharapkan pemerintah memberikan perhatian bagi ribuan warga yang terisolir di sisi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Utara Rachmat Riyanto mengatakan sudah mengirimkan tim untuk memperbaiki jalur rel yang tertimbun longsor.

"Tidak ada penetapan status tanggap darurat disana karena masyarakat masih bisa membawa bahan pangan dengan manual," katanya.

Ia mengatakan dua titik longsor terdapat di kilometer 20 dan kilometer 28, masing-masing tertimbun sepanjang 1,5 meter.

Sejumlah peralatan sudah dibawa ke lokasi untuk membersihkan timbunan dan mempercepat perbaikan rel.

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013