Pemerintah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengimbau kepada masyarakat di sejumlah desa di kecamatan Atadei, agar waspada dengan erupsi serta bualan susulan dari gunung api bawah laut yang lokasinya tak jauh dari gunung Ile Werung.
"Kami sudah sampaikan melalui BPBD agar memantau kondisi di lokasi itu khususnya di beberapa desa yang tak jauh dari lokasi erupsi gunung api bawah laut," kata Bupati Lembata Thomas Ola Langgoday dari Lembata, Selasa.
Hal ini disampaikannya berkaitan terjadinya erupsi dan bualan gunung api bawah laut di sekitaran perairan Lembata, yang berujung pada kepanikan masyarakat di daerah itu.
Ia menjelaskan bahwa saat erupsi itu, beberapa air sempat naik ke daratan mencapai sekitar 30 meter. Warga juga panik akibat hal tersebut.
"Memang Ile Werung ini dari sejarahnya sebagai gunung yang dipercaya melahirkan anak. Artinya muncul gunung api baru seperti gunung Hobal," tambah dia.
Thomas mengapresiasi Kementerian ESDM khususnya melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) yang sudah mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa status gunung Ile Werung naik level normal menjadi level Waspada.
Warga juga diminta untuk tidak beraktivitas di sekitar pesisir pantai di lokasi erupsi, serta tidak melaut atau berlayar di sekitar gunung itu.
Pihaknya khawatir akan ada erupsi susulan yang kemudian akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya diberitakan Pusat Vulkanologi Mitigasi, Bencana dan Geologi (PVBMG) melaporkan bahwa telah terjadi erupsi dan bualan gunung api bawah laut di perairan selatan di sekitar kompleks Gunung api Ile Werung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
"Kejadian ini telah mengakibatkan naiknya muka air laut," kata Pengamat gunung api dari pos pemantau gunung Api Ile Werung Wilson Wuri Wutun saat dihubungi dari Kupang.
Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan laporan warga, muka air laut sempat naik Minggu (28/11) malam dan pada Senin dengan ketinggian air laut kurang dari satu meter dan jarak jangkauan ke darat (inundasi) sekitar 30 meter.
"Kami (Stasiun pemantauan gunungapi Ile Werung, red) merekam kejadian erupsi ini mulai Minggu (28/11) yang dimulai sejak pukul 21.35 WITA dan berlangsung selama satu jam," ujar dia.
Pada Senin (29/11) mulai pukul 05:17 WITA aktivitas letusan dan embusan kembali terekam. Hingga saat ini aktivitas erupsi masih berlangsung namun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Kami sudah sampaikan melalui BPBD agar memantau kondisi di lokasi itu khususnya di beberapa desa yang tak jauh dari lokasi erupsi gunung api bawah laut," kata Bupati Lembata Thomas Ola Langgoday dari Lembata, Selasa.
Hal ini disampaikannya berkaitan terjadinya erupsi dan bualan gunung api bawah laut di sekitaran perairan Lembata, yang berujung pada kepanikan masyarakat di daerah itu.
Ia menjelaskan bahwa saat erupsi itu, beberapa air sempat naik ke daratan mencapai sekitar 30 meter. Warga juga panik akibat hal tersebut.
"Memang Ile Werung ini dari sejarahnya sebagai gunung yang dipercaya melahirkan anak. Artinya muncul gunung api baru seperti gunung Hobal," tambah dia.
Thomas mengapresiasi Kementerian ESDM khususnya melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) yang sudah mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa status gunung Ile Werung naik level normal menjadi level Waspada.
Warga juga diminta untuk tidak beraktivitas di sekitar pesisir pantai di lokasi erupsi, serta tidak melaut atau berlayar di sekitar gunung itu.
Pihaknya khawatir akan ada erupsi susulan yang kemudian akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya diberitakan Pusat Vulkanologi Mitigasi, Bencana dan Geologi (PVBMG) melaporkan bahwa telah terjadi erupsi dan bualan gunung api bawah laut di perairan selatan di sekitar kompleks Gunung api Ile Werung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
"Kejadian ini telah mengakibatkan naiknya muka air laut," kata Pengamat gunung api dari pos pemantau gunung Api Ile Werung Wilson Wuri Wutun saat dihubungi dari Kupang.
Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan laporan warga, muka air laut sempat naik Minggu (28/11) malam dan pada Senin dengan ketinggian air laut kurang dari satu meter dan jarak jangkauan ke darat (inundasi) sekitar 30 meter.
"Kami (Stasiun pemantauan gunungapi Ile Werung, red) merekam kejadian erupsi ini mulai Minggu (28/11) yang dimulai sejak pukul 21.35 WITA dan berlangsung selama satu jam," ujar dia.
Pada Senin (29/11) mulai pukul 05:17 WITA aktivitas letusan dan embusan kembali terekam. Hingga saat ini aktivitas erupsi masih berlangsung namun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021