Timika (Antara Bengkulu) - Situasi keamanan di Kota Timika sebelum dan setelah 1 Desember 2013 cukup kondusif sehingga Polres Mimika akan menarik seluruh pasukan pengamanan peringatan Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kapolres Mimika, AKBP Jermias Rontini, di Timika, Rabu, mengatakan Polres Mimika meningkatkan pengamanan di sekitar Kota Timika sejak tiga hari sebelum peringatan HUT OPM dan tiga hari setelah peringatan HUT OPM pada 1 Desember 2013.

Untuk itu, Polres Mimika mengerahkan sekitar 300 personel dan ditambah satu kompi Brimob Detasemen B Polda Papua dan unsur TNI.

Selama periode itu, katanya, situasi kamtibmas di wilayah Timika dan sekitarnya relatif kondusif.

Kondusifnya situasi kamtibmas di Timika itu berkat dukungan seluruh pihak.

"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat Mimika untuk bisa menciptakan suasana yang jauh lebih kondusif," kata Rontini.

Ia mengatakan pada 1 Desember 2013 tidak terjadi hal-hal yang dapat meresahkan warga setempat. Warga Timika melakukan aktivitas secara normal.

Sekelompok warga yang berseberangan dengan pemerintah sama sekali tidak melakukan pengibaran bintang kejora.

Mereka hanya menggelar ibadah di Jalan Sosial Kebon Sirih Timika, samping Kantor Dinas Peternakan. Ibadah berlangsung lancar dan hanya diikuti oleh sekelompok kecil warga.

"Memang ada beberepa kegiatan yang dilakukan dalam bentuk ibadah, namun itu tidak berpotensi menimbulkan ganguan keamanan," ujar Rontini.

Ia menambahkan pengamanan yang dilakukan oleh aparat Polri dan TNI semata-mata untuk memberikan rasa aman kepada warga masyarakat.

Polres Mimika tidak membatasi warga untuk menyampaikan aspirasi di muka umum, namun harus tetap mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepada kelompok yang masih berseberangan pendapat dengan pemerintah, Jermias Rontini mengajak mereka untuk bersama membangun Papua dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Sebelum peringatan HUT OPM, terjadi sejumlah kasus kekerasan di Papua. Pada 26 November, massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Waena Jayapura.

Seorang warga yang dianiaya oleh massa KNPB saat itu akhirnya meninggal dunia di RS Dian Harapan Jayapura, Selasa (3/12).

Sementara itu di Ilu, Kabupaten Puncak Jaya terjadi dua kasus penembakan terhadap anggota TNI dan seorang sopir. (Antara)

Pewarta: Oleh Evarianus Supar

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013