Marrakech (Antara/Reuters) - Para pemain tim yang tidak diunggulkan Raja Casablanca membuka tali sepatu dan mencopot sepatu-sepatu Ronaldinho dan meminta kausnya setelah berhasil menang 3-1 atas juara Amerika Selatan Atletico Mineiro pada Rabu.

Mantan pemain terbaik dunia Ronaldinho mencetak gol melalui tendangan bebas, namun hal itu tidak mampu mencegah tim Brazil itu dikalahkan Raja, yang terlihat tidak memiliki harapan setelah memecat pelatih Mohamed Fakhir sepekan sebelum turnamen.

Pengatur permainan Atletico yang selalu tersenyum itu meninggalkan lapangan di tengah para penonton yang mendukung lawannya, yang lolos sebagai juara negara dan berada di peringkat kelima Liga Maroko.

Raja, tim yang diperkuat pemain dengan kualitas rata-rata dan hanya memiliki sedikit pemain yang memiliki pengalaman internasional, akan memiliki peluang untuk menambahi lebih banyak kenang-kenangan ketika mereka menghadapi Bayern Munich dari Jerman pada final Sabtu yang akan dimainkan di Marrakech.  

Mouhssine Iajour membawa Raja unggul terlebih dahulu pada awal babak kedua sebelum Ronaldinho melepaskan tendangan bebas melengkung untuk menyamakan kedudukan bagi juara Amerika Selatan itu pada menit ke-60.    

Mouhsine Mouataouali mencetak gol melalui penalti kontroversial pada menit ke-84, dan Vivien Mabide melengkapi kemenangan timnya pada masa tambahan waktu melalui gol serangan balik di tengah perayaan besar-besaran di Stade de Marrakech.

Ini merupakan kekalahan yang menyesakkan bagi Atletico dan para pendukung mereka, yang melakukan perjalanan trans-Atlantik untuk menyaksikan kompetisi ini.  

Tim-tim Amerika Selatan bermimpi untuk menguji diri terhadap tim-tim papan atas Eropa, dan memperlakukan Piala Dunia Klub sebagai hadiah terbesar di sepak bola.  

"Kami semua malu," kata pelatih Atletico Guca kepada para pewarta. "Terdapat begitu banyak penggemar yang datang ke sini dan tidak mendapatkan apa-apa, orang-orang yang menabung selama bertahun-tahun dan kami menghancurkan impian-impian mereka."  

"Ini merupakan pertandingan paling penting bagi kami di musim ini."  

Marrakech lebih ramai daripada biasanya pada awal hari ketika para penggemar Raja berkendara mengelilingi kota, cuaca yang panas dan duduk di balkon jendela, memberi indikasi bahwa turnamen ini merupakan hal penting bagi mereka.  

Atmosfer di Stade Marrakech begitu gemuruh dengan sekitar 20.000 pendukung Raja dan 10.000 penggemar dari Brazil.    
 
Peluang-peluang bagus
Atletico menyia-nyiakan dua peluang bagus untuk unggul ketika Jo gagal menyambar umpan silang Lucas, dan Fernandinho melepaskan tembakan melebar dari posisi yang bagus.  

Para pemainn Brazil itu semakin tersentak, sehingga Raja bisa mendapatkan dua peluang bagu sebelum turun minum.

Bukan kejutan ketika tim Maroko itu unggul delapan menit menjelang turun minum, ketika Iajour berada bebas di sisi kanan dan melepaskan tembakan mendatar melewati Victor.  

Atletico terlihat kehilangan kendali namun mereka mampu mencetak gol penyama kedudukan ketika tendangan bebas Ronaldinho bersarang di gawang tim tuan rumah.  

Hal itu kembali memicu semangat mereka dan Ronaldinho bahkan sempat melakukan dua pergerakan bagus saat mengecoh lawan, namun hal itu tidak berbuah gol.  

Raja memecah kebuntuan ketika Atletico menyia-nyiakan tendangan bebas dan Rever dinyatakan melanggar Iajour, meski tayangan ulang memperlihatkan tidak ada kontak di antara keduanya. Moutaouali membuat stadion bergemuruh ketika ia sukses mengonversi penalti.

Para pemain Brazil berupaya meningkatkan tekanan dan pertahanan mereka justru terbuka, sehingga Madibe dapat mencetak gol ketiga timnya pada menit keempat masa tambahan waktu.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013