Pemerintah Indonesia dan Sri Lanka membahas upaya untuk pemajuan kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, serta hubungan antarmasyarakat, dalam memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Duta Besar RI untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing dan Menteri Luar Negeri Sri Lanka G.L. Peiris bertemu pada Senin (24/1) untuk membahas isu-isu utama yang memerlukan tindak lanjut bagi peningkatan kerja sama bilateral, menurut keterangan KBRI Colombo yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dubes RI dan Menlu Sri Lanka membahas perlunya melanjutkan pembicaraan terkait rencana perundingan Perjanjian Dagang Istimewa Indonesia-Sri Lanka yang bermanfaat dalam menggarap potensi sektor-sektor kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
"Masih sangat terbuka lebar sektor-sektor yang dapat dikembangkan dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Sri Lanka," ujar Dubes Dewi.
Sektor-sektor tersebut antara lain komoditas, industri farmasi, infrastruktur dan konstruksi, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), dan industri perhotelan.
Dalam pertemuan itu ditekankan juga pentingnya mengisi peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Sri Lanka pada 2022 dengan kegiatan bersama.
Hal lain yang juga mengemuka pada pembicaraan perwakilan kedua negara itu adalah dorongan untuk memperkuat kerja sama bilateral melalui pelaksanaan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 Indonesia-Sri Lanka di Sri Lanka.
"Menlu Sri Lanka menyatakan kesediaan menjadi tuan rumah pelaksanaan SKB ke-3 pada tahun ini sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral di segala bidang dan guna memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara," kata Dubes Dewi.
Dubes RI dan Menlu Sri Lanka selanjutnya membahas upaya mendorong lebih lanjut hasil-hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka pada 24–25 Januari 2018.
Pada akhir pertemuan, kedua perwakilan sepakat untuk terus melakukan komunikasi dan koordinasi guna lebih memajukan kerja sama kedua negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Duta Besar RI untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing dan Menteri Luar Negeri Sri Lanka G.L. Peiris bertemu pada Senin (24/1) untuk membahas isu-isu utama yang memerlukan tindak lanjut bagi peningkatan kerja sama bilateral, menurut keterangan KBRI Colombo yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dubes RI dan Menlu Sri Lanka membahas perlunya melanjutkan pembicaraan terkait rencana perundingan Perjanjian Dagang Istimewa Indonesia-Sri Lanka yang bermanfaat dalam menggarap potensi sektor-sektor kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
"Masih sangat terbuka lebar sektor-sektor yang dapat dikembangkan dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Sri Lanka," ujar Dubes Dewi.
Sektor-sektor tersebut antara lain komoditas, industri farmasi, infrastruktur dan konstruksi, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), dan industri perhotelan.
Dalam pertemuan itu ditekankan juga pentingnya mengisi peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Sri Lanka pada 2022 dengan kegiatan bersama.
Hal lain yang juga mengemuka pada pembicaraan perwakilan kedua negara itu adalah dorongan untuk memperkuat kerja sama bilateral melalui pelaksanaan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 Indonesia-Sri Lanka di Sri Lanka.
"Menlu Sri Lanka menyatakan kesediaan menjadi tuan rumah pelaksanaan SKB ke-3 pada tahun ini sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral di segala bidang dan guna memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara," kata Dubes Dewi.
Dubes RI dan Menlu Sri Lanka selanjutnya membahas upaya mendorong lebih lanjut hasil-hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka pada 24–25 Januari 2018.
Pada akhir pertemuan, kedua perwakilan sepakat untuk terus melakukan komunikasi dan koordinasi guna lebih memajukan kerja sama kedua negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022