Medan (Antara) - Harga kedelai di Medan naik lagi mencapai Rp8.450 per kilogram dari awal Januari 2014 yang tercatat Rp8.275 per kilogram.

"Selama 2014, harga kedelai sudah dua kali dari posisi akhir tahun 2013 yang masih bisa Rp8.200 per kg (kilogram). Naiknya lagi membuat harga kedelai semakin jauh dari HPP (harga pembelian pemerintah) yang hanya Rp7.450 per kg," kata perajin tempe, Budisudarno, di Medan, Sabtu.

Pedagang besar tetap berkilah bahwa kenaikan harga kedelai karena harga impor komoditi itu naik di tengah masih tren menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

"Saat harga naik empat hari lalu, perajin tidak terlalu kaget karena awal Januari, pedagang besar sudah menginformasikan bakal ada kenaikan harga lagi pada akhir Januari dan nyatanya memang benar," katanya.

Pedagang juga tidak terlalu kaget dengan harga Rp8.450 per kg tersebut karena tahun lalu pernah mencapai Rp9.300 per kg.

"Yang penting bagi perajin tempe dewasa ini adalah pasokan tersedia agar bisnis bisa jalan terus," katanya.

Namun meski tidak terlalu mempersoalkan, kata dia, perajin tempe tetap berharap pemerintah kembali serius menangani harga kedelai itu.

"Kalau Pemerintah serius pasti harga bisa ditekan. Lihat saja tahun lalu saat pemerintah turun tangan, harga kedelai langsung bisa dikendalikan," katanya.

Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, Pemerintah Sumut perlu segera membuat kebijakan mengembangkan tanaman kedelai agar daerah itu tidak terlalu tergantung dengan pasokan kedelai impor.

"Kalau hingga dewasa ini masih juga belum bisa swasembada, harus dicari solusinya. Solusi dengan melibatkan peran perusahaan perkebunan BUMN yaknii PT.Pekebunan Nusantara seperti yang pernah dilakukan harus diterapkan kembali," katanya.

Kenaikan kedelai yang terus terjadi, bukan hanya mengganggu bisnis perajin berbahan baku kedelai itu tetapi juga akan merugikan pemerintah lewat lonjakan inflasi dan besarnya nilai impor.

Pemerintah juga harusnya sudah bisa turun tangan karena harga kedelai berada di atas HPP.  (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014