Jakarta (Antara) - Sebanyak 30.152 jiwa atau 9.403 kepala keluarga (KK) masih berada di lokasi pengungsian akibat erupsi Gunung Sinabung, Kapubaten Karo, Sumatera Utara.

"Jumlah pengungsi terus bertambah meskipun erupsi terjadi penurunan, atau masih berstatus awas level IV terhitung pada 1 Februari 2014," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Sutopo mengatakan pengungsi tersebut berasal dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Payung, Simpang Empat, Namantran dan Tiganderket.

"Para pengungsi berasal dari radius di luar tujuh kilometer dan ada 34 desa," katanya.

Dia menyebutkan bahwa 34 desa tersebut dari Kecamatan Payung dan Simpang Empat, di antaranya Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi, Desa Cimbang, Desa Ujung Payung, Desa Payung, Desa Rimo Kayu, Desa Batu Karang, Desa Berastepu, Dusun Sibintun, Desa Gamber, Desa Kuta Tengah, Desa Jeraya, Desa Pintu Besi, Desa Tiga Pancur.

Sementara itu, dari Kecamatan Namantran dan Tiganderket, di antaranya Dusun Lau Kawar, Desa Bekerah, Desa Simacem, Desa Kutarayat, Desa Sigaranggarang, Desa naman, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal, Desa Sukanalu, Desa Kuta Gunung, Desa Gung Pinto, Desa Sukandebi, Desa Tiganderket, Desa Mardinding, Desa Temberun, Desa Perbaji, Desa Kuta Mbaru dan Desa Tanjung Merawa.

Selain itu, dia menyebutkan korban terluka terdapat tiga orang dan korban meninggal dunia delapan orang.

Namun, dia mengatakan pengungsi di luar radius lima kilometer dapat kembali ke rumahnya masing-masing.

Saat ini, lanjut dia, pengungsi dari 16 desa sudah dapat dipulangkan seiring dengan penurunan status yang diperkirakan pada akhir Februari-Maret 2014, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Erupsi dan awan panas masih terjadi, pertumbuhan kubah dan aliran lava masih terjadi namun cenderungan berkurang jumlahnya hingga saat ini," katanya.

Dia menjelaskan suplai magma dari perut Gunung Sinabung itu membuat lava menghasilkan awan panas yang terjadi setelah pertumbuhan kubah lava dan menyemburkan aliran lava ke arah selatan dan tenggara dengan jarak terjauh 4.500 meter.

Awan panas itu, lanjut dia, berupa campuran material debu hingga blok bersuhu 700 derajat celcius yang meluncur dengan kecepatan di atas 100 kilometer per jam.

Hingga kini, tercatat 14 korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung, yakni Aleksander Sembiring (17) siswa SMK warga Simpang Kopri, Daud Surbakti siswa STM Selandi Baru Kecamatan Payung, Diva Nusantara (17) siswa STM Warga Cinta Rakyat, David (17) siswa STM warga Simpang Korpri, dan Mahal Surbakti (25) guru honor SD Desa Gurukinayan, Rizal Saputra (23) mahasiswa warga Medan, Teken Sembiring (47) warga Gurki, dan Santun Siregar (22) mahasiswa warga Kota Cane.

Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) warga Kota Cane, Asran Lubis (21) mahasiswa Kota Cane, dan Marudut Brisnu (25) warga Kota Tengah Aceh Tenggara, Daniel Siagian (mahasiswa Aceh Tenggara), Julpiandi Mori (21) mahasiswa warga Kota Cane dan Tomas Lakae (27) Medan.

Adapun korban luka-luka akibat awan panas ada tiga orang, yakni Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Suka Meriah ataudi 2,7 km dari kawah Gunung Sinabung. (Antara)

Pewarta: Oleh Juwita Trisna Rahayu

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014