Mukomuko (Antara) - Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan tidak akan mempersoalkan pemilik bom molotov yang diamankan dari sekelompok pemuda berbeda desa yang tidak jadi tawuran di daerah itu.

"Kita tidak lagi mempersoalkan bom molotov. Kalau mau dicari siapa pemiliknya bisa semua sekelompok pemuda yang tidak jadi tawuran," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko, AKBP Wisnu Widarto, melalui Wakapolres Kompol AK Jauhar, di Mukomuko, Rabu.

Ia mengatakan hal itu saat ditanya proses hukum terhadap kepemilikan bom molotov dari tangan sekelompok pemuda dari Desa Lubuk Saung dan Desa Sari Bulan yang dapat dicegah melakukan tawuran, Selasa (4/2) dini hari.

Ia mengungkapkan, kalau dicarikan pemilik bom molotov bisa semua pemuda yang jumlahnya puluhan orang itu ditangkap karena memiliki bom tersebut.

Namun, kata dia, pihaknya tidak lagi mempersoalkan itu, selain karena tawuran antar sekelompok pemuda itu dapat dicegah, juga sekarang berjalan proses perdamaian antar sekelompok pemuda yang berbeda desa itu.

"Tokoh masyarakat dari masing-masing desa sekarang ini sedang berundung untuk mencapai kesepakatan damai," ujarnya.

Selain itu, kata dia, anggotanya juga turut memediasi proses perdamaian dua kelompok yang bertikai tersebut.

Terkait penyebab pemuda antardesa yang berbeda kecamatan di daerah itu tawuran, kata dia, karena ada unsur dendam.

Ia menjelaskan, berawal dari pemukulan yang dialami oleh salah satu pemuda saat sedang ada acara orgen tunggal di Desa Lubuk Saung.

Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, terjadi lagi aksi balasan dari pemuda yang diduga menjadi korban pemukulan saat acara orgen tunggal di Desa Lubuk Saung.

"Aksi balasan itu terjadi di pasar tradisional Kecamatan Penarik. Korban pemukulan pertama menggunakan kayu memukul pemuda yang menyerangnya saat acara orgen tunggal," ujarnya.

Karena tidak terima dipukul mengunakan kayu, kata dia, sehingga pemuda dari Desa Lubuk Saung dan Desa Teras Terunjam beramai-ramai mendatangi desa Sari Bulan.

"Saat itu juga puluhan pemuda Desa Sari bulan telah siap menunggu kedatangan pemuda dari Desa Lubuk Sauang," ujarnya.

Ia memperkirakan, mencapai puluhan orang pemuda setiap desa yang mau melakukan tawuran di Desa Sari Bulan.

Ia menerangkan, setelah aksi itu dicegah, aparat disiagakan di lokasi agar tidak terjadi rencana tawuran selanjutnya. (Antara)

Pewarta: Oleh Ferri Arianto

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014