Sangatta (Antara)- Asisten Administrasi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur HM Edward Azran mengatakan ritel modern, seperti Indomaret dan Alpamart hanya menjual 20 persen produksi lokal atau dalam negeri dan 80 persen produki luar negeri.

"Kehadiran perusahaan ritel waralaba berupa mini market Indomaret dan Alfamaret itu tidak terlalu berdampak positif bagi produk lokal, karena lebih banyak menjual produk asing," katanya di Sangatta, Selasa.

Hal itu dikatakan Edward Azran terkait munculnya tuntutan dan penolakan para pedagang kecil sehubungan dengan kian menjamurnya waralaba ritel modern di daerah itu.

Menurut dia, kalau muncul penolakan pedagang kecil diberbagai daerah atas kehadirannya, wajar sebab memang selain akan menurunkan pendapatan pedagang kecil disekitarnya dan mereka juga akan tersingkir akibat kalah bersaing dengan ritel modernn itu.

Ia mengatakan, konsumen akan lebih memilih belanja di Indomaret karena promosinya yang menyebutkan produk yang dijual harga lebih murah, padahal sebetulnya tidak lebih murah ibandingkan dengan harga pedagang lecil.

"Yang jelas bahwa kehadiran ritwel modern itu di tengah-tengah masyarakat akan mematikan dengan sendirinya pedagang disekitarnya," ujarnya.

Anggota DPRD Kutai Timur H Sobirin Bagus mengatakan Indomaret dan Alfamaet serta sejenisnya kalau masuk ke Sangatta dipastikan akan mematikan usaha pedagang kecil.

Menurut rencana Indomart akan masuk ke Sangata dengan membuka 20 toko yang tersebar diberbagai titik dalam kota. Wajar kalau ditolak para pedagang karena usahanya pasti kalah bersaing dengan perusahaan besar semacam Indomaret dan lainnya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014