Bengkulu (Antara) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Bengkulu Sukatno mengharapkan tambahan bantuan buku dari Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia.
"Kita sudah mendapat satu buku saat jamuan makan malam yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia di Hotel Santika Minggu malam lalu, namun kita berharap bisa ada tambahan lagi," katanya di Perpustakaan PWI Cabang Bengkulu, di Kota Bengkulu, Rabu.
Ia mengucapkan terima kasih atas tambahan buku dari Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia (KKMM) sebagai koleksi di perpustakaan tersebut.
"Kami berharap tambahan buku dari mana pun. Apalagi dari Malaysia guna menambah pengetahuan jurnalis di Bengkulu tentang negara serumpun itu," katanya.
Sementara itu, pada jamuan makan malam tersebut Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Dato'Sri Ahmad Shabery Cheek menjelaskan nama Bengkulu cukup dikenal dan dipelajarinya saat sekolah dulu.
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor menyebabkan nama Bengkulu dikenal, namun yang paling utama adanya Benteng Marlborough yang dibangun Inggris.
Dia pun mengaku tahu bahwa Bung Karno pernah diasingkan oleh kolonial Belanda di Bengkulu sejak 1938 hingga 1943.
"Kala itu Pak Karno pernah bilang bahwa Bahasa Melayu adalah Bahasa Nasional. Coba kalau dulu Pak Karno menyatakan Bahasa Jawa sebagai Bahasa Nasional, sama halnya dengan kita saat ini dengan Filipina hanya bisa mendengar tanpa begitu tahu persis maknanya," katanya.
Menteri Malaysia itu pun mengatakan, pihaknya ingin terus menjalin komunikasi dengan Indonesia bahkan menyebutkan Malaysia dan Indonesia adalah saudara.
Menteri tersebut bersama Ketua PWI Pusat Margiono menyaksikan penandatanganan kerja sama LKBN Antara dan Kantor Berita Malaysia, Bernama, terkait televisi.
Shabery Cheek pun menggagas adanya televisi "Nusantara" sehingga bisa kian mempersatukan rumpun Melayu yang ada saat ini.
Pada lawatan ke Bengkulu dalam rangka ikut menghadiri HPN 2014, KKMM juga menghadirkan penyanyi legendaris Amy Search dan tampil memukau di jamuan makan malam tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Kita sudah mendapat satu buku saat jamuan makan malam yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia di Hotel Santika Minggu malam lalu, namun kita berharap bisa ada tambahan lagi," katanya di Perpustakaan PWI Cabang Bengkulu, di Kota Bengkulu, Rabu.
Ia mengucapkan terima kasih atas tambahan buku dari Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia (KKMM) sebagai koleksi di perpustakaan tersebut.
"Kami berharap tambahan buku dari mana pun. Apalagi dari Malaysia guna menambah pengetahuan jurnalis di Bengkulu tentang negara serumpun itu," katanya.
Sementara itu, pada jamuan makan malam tersebut Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Dato'Sri Ahmad Shabery Cheek menjelaskan nama Bengkulu cukup dikenal dan dipelajarinya saat sekolah dulu.
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor menyebabkan nama Bengkulu dikenal, namun yang paling utama adanya Benteng Marlborough yang dibangun Inggris.
Dia pun mengaku tahu bahwa Bung Karno pernah diasingkan oleh kolonial Belanda di Bengkulu sejak 1938 hingga 1943.
"Kala itu Pak Karno pernah bilang bahwa Bahasa Melayu adalah Bahasa Nasional. Coba kalau dulu Pak Karno menyatakan Bahasa Jawa sebagai Bahasa Nasional, sama halnya dengan kita saat ini dengan Filipina hanya bisa mendengar tanpa begitu tahu persis maknanya," katanya.
Menteri Malaysia itu pun mengatakan, pihaknya ingin terus menjalin komunikasi dengan Indonesia bahkan menyebutkan Malaysia dan Indonesia adalah saudara.
Menteri tersebut bersama Ketua PWI Pusat Margiono menyaksikan penandatanganan kerja sama LKBN Antara dan Kantor Berita Malaysia, Bernama, terkait televisi.
Shabery Cheek pun menggagas adanya televisi "Nusantara" sehingga bisa kian mempersatukan rumpun Melayu yang ada saat ini.
Pada lawatan ke Bengkulu dalam rangka ikut menghadiri HPN 2014, KKMM juga menghadirkan penyanyi legendaris Amy Search dan tampil memukau di jamuan makan malam tersebut.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014