Jakarta (Antara) - Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuty menyatakan pasar pariwisata Indonesia di Eropa harus tetap dijaga, salah satunya dengan tetap mengikuti pameran dan bursa pariwisata di Jerman pada 5-9 Maret 2014.

"Tahun ini Indonesia bukan lagi co-host acara ITB Berlin tapi kita harus tetap ikut acara ini, untuk memainkan pasar kita di Eropa khususnya," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Esthy Reko Astuty di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, Eropa merupakan salah satu kawasan fokus pasar pariwisata Indonesia yang dari tahun ke tahun mengontribusikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang besar ke Indonesia.

Untuk tahun ini, pihaknya akan berpartisipasi dalam bursa pariwisata terbesar yakni Internationale Tourismus-Börse Berlin (ITB Berlin) dengan membawa serta bahan promosi wisata dan kuliner.

"Kami juga akan mengadakan seminar investasi dan juga workshop 30 ikon kuliner tradisional Indonesia," katanya.

Tahun ini, dalam ajang ITB Berlin, paviliun Indonesia menempati lahan seluas 450 m2 yang mewadahi 85 pelaku industri dan tujuh pemerintah daerah.

Esthy mengatakan, dalam ajang itu Indonesia masih akan konsisten dengan promosi wisata berbasis warisan budaya termasuk pinisi di dalamnya.

"Target kita minimal ada kenaikan 10 persen dibandingkan tahun lalu. Itu sudah sangat bagus, karena kita sudah semakin dikenal di ajang itu," katanya.

Tahun lalu, Indonesia menjadi Official Partner Country ITB Berlin 2013, pameran wisata terbesar di dunia itu.

Bahkan pihaknya memperkirakan devisa yang diperoleh Indonesia dari hasil partisipasi ITB Berlin tahun lalu adalah sekitar Rp3,34 triliun.

Angka ini diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan ke 93 peserta Paviliun Indonesia ITB Berlin 2013. (Antara)

Pewarta: Oleh Hanni Sofia

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014