Kediri (Antara) - Kegiatan belajar mengajar di Kota Kediri, Jawa Timur, mulai aktif kembali pascalibur karena erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Kecamatan Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

Ayub, guru di SDN Bangsal III Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Senin mengatakan anak-anak masuk sekolah seperti jam biasanya, jam 07.00 WIB.

"Hari ini masuk sekolah, tapi aktivitas kegiatan belajar mengajar kami alihkan dulu dengan bersih-bersih seluruh ruangan dan halaman," katanya.

Ia mengatakan, sejak erupsi Gunung Kelud (Kamis, 13/2) malam, aktivitas kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara, dan baru masuk pada hari ini,  Senin.

Ia juga menyebut, sejumlah bangunan rusak akibat tidak mampu menahan pasir vulkanik, dan banyak atap yang bocor. Seluruh ruangan juga menjadi kotor, banyak dipenuhi pasir vulkanik.

"Atap tidak mampu menahan debu. Atapnya terbuat dari fiber, jadi langsung ambrol," ucapnya.

Dari pantauan, seluruh anak-anak memang terlihat kerja bakti. Mereka membawa perlengkapan seadanya untuk mengangkut pasir, seperti karung, serta sejumlah alat lainnya.

Namun, anak-anak itu tidak menggunakan masker ketika sekolah mulai masuk. Pihak sekolah menyebut, sudah menyiapkan masker untuk anak-anak, sekitar dua pak. Walaupun terbatas, mengingat jumlah seluruh murid mencapai 260 anak, sekolah tetap berupaya untuk memberikan masker sebagai pelindung pernafasan.

Pasir-pasir sisa erupsi Gunung Kelud itu dikumpulkan di depan sekolah. Sampai saat ini belum ada rencana penggunaan untuk perbaikan bangunan ataupun dijual.

Sejumlah siswa mengaku capai harus kerja bakti, tapi mereka senang. Mereka berharap bisa mengikuti pelajaran dengan nyaman, sehingga harus kerja bakti membersihkan sekolah dari material vulkanik.

"Senang ikut bersih-bersih dengan teman semua," kata Agung, pelajar kelas tiga di sekolah itu.

Hal senada juga terlihat di SDN Bangsal IV, yang juga mengawali aktivitas kegiatan belajar mengajar dengan membersihkan kelas.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang 1000 sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014