Rejanglebong,  (Antara) - Adanya serangan penyakit jamur yang menyerang tanaman pepaya milik petani di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, belakangan ini telah menurunkan produksi buah tersebut.

"Tanaman pepaya saat ini banyak yang mati karena diserang penyakit jamur, serangan penyakit sudah berlangsung sejak tahun 2013 lalu. Tanaman yang terserang umumnya di bagian pucuk batang, kemudian daun dan buah," kata Suparman (50) pemilik kebun pepaya di Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, Sabtu.

Tanaman yang terserang penyakit jamur ini kata dia, lama kelamaan akan mati yang dimulai dari timbulkan bercak-bercak putih seperti sarang laba-laba, setelah itu daun akan mengering serta putik buah akan rontok yang lama kelamaan tinggal pucuk daun muda saja.

Sejauh ini kalangan petani pepaya di daerah itu kata dia, sudah melakukan tindakan penyemprotan terutama pada tanaman yang masih muda kemudian pemberian fungisida, namun penyakit ini tidak hilang dan malah semakin banyak.

Hal yang sama juga diutarakan Gimin (57) petani pepaya lainnya di kawasan Curup Tengah dan berharap pihak-pihak terkait dapat mencarikan cara penanganan penyakit pepaya ini.

"Saat ini harga buah pepaya jadi naik karena produksi buahnya sedikit, biasanya kami dapat memanen buah pepaya yang sudah mateng setiap hari guna dijual kepada pedagang pengumpul yang datang ke kebun. Kalau sebelumnya per buahnya kami jual Rp2.000 dan sekarang harganya bisa mencapai Rp3.000 per buahnya," kata Gimin yang mengaku memiliki kebun 1/4 hektare ini dengan nada lirih.

Pantauan di lapangan tanaman pepaya di daerah ini merupakan salah satu komoditas masyarakat setempat selain tanaman sayuran dan kopi, buah pepaya ini selain dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat Rejanglebong juga dipasok ke pasar di Kota Bengkulu hingga ke kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.***2***


Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014