Oleh Nur Muhamad





Rejanglebong, 7/3 (Antara) - Yenny Rosmaladewi (39) calon anggota legislatif daerah pemilihan (Dapil) III utusan PKS Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, bertekad menjadikan politik sebagai sarana dakwah.

"Panggung politik merupakan jalan untuk meraih kesuksesan seseorang, tetapi bagi saya politik merupakan sarana untuk menjalin silahturahim kepada sesama warga dan salah satu sarana dalam menjalankan dakwah Islam," ujar Yenny saat ditemui ANTARA, di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Khoiru Ummah, Kecamatan Curup Tengah, Jumat.

Sosok perempuan kelahiran Curup, 1 januari 1975 itu adalah ibu lima anak buah pernikahannya dengan Rusdi (42) salah seorang PNS di Pemkab Rejanglebong ini merupakan seorang ibu rumah tangga yang dinilai kalangan warga cukup sederhana.

Selain berperan dalam mengatur rumah tangga, dia juga tercatat sebagai tenaga honorer di bagian tata usaha SDIT Khoiru Ummah, Curup Tengah. Dalam kesibukannya sehari-hari baik dalam pekerjaan kantor maupun dipanggung politik, namun dirinya tetap mengutamakan perannya sebagai wanita di dalam rumah tangga.

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu (Unib) angkatan 1998 ini menyebutkan, wanita boleh menjadi apa saja termasuk dalam bidang politik, maupun menempati jabatan publik lainnya, namun mereka tidak boleh melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga dan harus patuh pada suami mereka masing-masing.

"Jika saya tidak bisa turun ke lapangan guna menemui konstituen karena ada pekerjaan di rumah atau urusan lainnya , maka teman-teman yang tergabung di tim partai akan mewakili saya. Mereka di lapangan tidak mementingkan diri masing-masing tetapi untuk semua caleg PKS, sehingga pekerjaan yang berat akan terasa ringan jika dipikul bersama-sama," urainya.

Aktif berorganisasi sejak masih SMA dan kuliah di Unib, kemudian dirinya pada 1999 lalu bergabung di PKS Rejanglebong yang saat itu masih Partai Keadilan (PK) dan menduduki jabatan sekretaris bidang kewanitaan, kemudian naik menjadi kepala bidang kewanitaan dan terakhir menjadi anggota bidang ekonomi PKS.

Selain itu pada Pemilu 1999 lalu dirinya pun tercatat sebagai salah satu caleg di PKS, kendati tidak berhasil merebut kursi dewan namun dia tidak pernah putus asa untuk terus berjuang di partainya itu.

"Keterwakilan kaum perempuan di DPRD Rejanglebong saat ini baru ada dua orang, jumlah ini masih sedikit sekali mudah-mudahan pada Pemilu legisltif kali ini akan bermunculan anggota dewan dari kaum perempuan," katanya.

Bertarung di Dapil Rejanglebong I tambah dia, merupakan wilayah terberat selain banyak caleg yang sudah pernah duduk di kursi dewan juga menjadi basis massa partai-partai tertentu, kendati demikian partai dan dirinya tidak patah semangat.

Pola pendekatan PKS terhadap masyarakat dengan mengedepankan jalinan silahturahim melalui kegiatan pengajian, kegiatan sosial, penyuluhan kesehatan dan konsultasi keluarga atau pendampingan yang dilakukan langsung ke masyarakat, dinilai mampu menjadi daya tarik orang untuk tetap memilih PKS.

Jika terpilih menjadi anggota dewan di daerah itu, kata dia, dirinya akan memperjuangkan penanaman moral masyarakat, kemudian memperjuangkan nasib kaum perempuan di daerah itu terutama kaum perempuan miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang melibatkan kaum perempuan dan masyarakat miskin serta pengembangan dakwah Islam.

Untuk itu dia berharap kalangan masyarakat Rejanglebong pada Pemilu legislatif 9 April mendatang agar bertindak cerdas dengan memilih caleg yang sudah mereka kenal, visi dan misi yang jelas serta jangan mengulangi kesalahan memilih yang dilakukan pada Pemilu sebelumnya dan terpenting tidak memilih karena terpengaruh politik uang.***1***





(T.KR-NMD/B/T013/T013) 07-03-2014 19:23:16

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014