Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengingatkan bahwa pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi harus tepat sasaran kepada masyarakat yang memang berhak mendapatkannya.
Saat melakukan inspeksi mendadak ke tiga SPBU di Kota Bengkulu, Minggu, Menteri Arifin menemui berbagai kejadian terutama pelaksanaan pendistribusian BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.
"Biosolar ini kan subsidi. Harusnya diperuntukkan bagi yang berhak dan bukan untuk industri. Kita temui di lapangan, (BBM subsidi) banyak dipakai untuk angkutan industri. Hal ini mengakibatkan berkurangnya jatah BBM (subsidi) bagi masyarakat umum," kata Arifin dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta.
Sidak Menteri ESDM ke Bengkulu merupakan kelanjutan dari pemantauan dan pengawasan secara langsung ke lima SPBU di Samarinda, Kaltim, dan empat SPBU di Kalsel pada Kamis (7/4/2022) serta empat SPBU di Medan, Sumut, pada Sabtu (9/4/2022).
Selama inspeksi di lapangan, Menteri Arifin melihat ada lonjakan konsumsi BBM yang cukup signifikan.
Kendati begitu, stok BBM di SPBU terpantau aman dan mencukupi bagi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri. Di samping itu, antrean panjang kendaraan mengisi BBM juga sudah perlahan terurai.
"Di Bengkulu sudah naik 16 persen dibanding alokasi yang ditetapkan pada 2021. Pak Gubernur (Bengkulu) sudah menyampaikan dan kita akan evaluasi secara keseluruhan. Nanti, kita sudah memperkirakan dengan pertumbuhan konsumsi yang seperti ini dan didorong dengan disparitas harga antara subsidi dan nonsubsidi yang cukup besar diperkirakan akan ada kenaikan volume sampai akhir tahun," kata Arifin saat ditanya wartawan di SPBU 24.38216 Km 15 Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu.
Khusus mengantisipasi meningkatnya aktivitas masyarakat saat Ramadhan, pemerintah memastikan akan menjaga pasokan BBM di semua wilayah Indonesia.
"Kita akan memenuhi kebutuhan BBM supaya tidak ada kesulitan bagi masyarakat selama Ramadhan dan libur Lebaran," ujarnya.
Adanya lonjakan permintaan BBM, lanjut Menteri ESDM, seiring mulai tumbuhnya aktivitas perekonomian, seperti kebutuhan komoditas alam dan hasil perkebunan.
"Hal ini mendorong produksi yang lebih banyak, sehingga butuh dukungan besar dari sisi logistik transportasi. Makanya, kami menerima masukan dari pengendara yang terpaksa harus antre (mendapatkan) BBM. Kami (pemerintah) mohon maaf, ke depannya akan segera kami perbaiki," jelasnya.
Menteri Arifin juga mengatakan pemberian subsidi BBM dipertimbangkan berdasarkan mahalnya harga komoditas minyak global akibat adanya eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
"Kita harus mengalokasikan subsidi BBM yang tepat. Masyarakat juga harus disiplin menggunakan BBM sesuai dengan haknya," ungkapnya.
Mengacu Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, konsumen pengguna minyak solar telah diatur dengan jelas, sehingga masyarakat diminta untuk mematuhinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Saat melakukan inspeksi mendadak ke tiga SPBU di Kota Bengkulu, Minggu, Menteri Arifin menemui berbagai kejadian terutama pelaksanaan pendistribusian BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.
"Biosolar ini kan subsidi. Harusnya diperuntukkan bagi yang berhak dan bukan untuk industri. Kita temui di lapangan, (BBM subsidi) banyak dipakai untuk angkutan industri. Hal ini mengakibatkan berkurangnya jatah BBM (subsidi) bagi masyarakat umum," kata Arifin dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta.
Sidak Menteri ESDM ke Bengkulu merupakan kelanjutan dari pemantauan dan pengawasan secara langsung ke lima SPBU di Samarinda, Kaltim, dan empat SPBU di Kalsel pada Kamis (7/4/2022) serta empat SPBU di Medan, Sumut, pada Sabtu (9/4/2022).
Selama inspeksi di lapangan, Menteri Arifin melihat ada lonjakan konsumsi BBM yang cukup signifikan.
Kendati begitu, stok BBM di SPBU terpantau aman dan mencukupi bagi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri. Di samping itu, antrean panjang kendaraan mengisi BBM juga sudah perlahan terurai.
"Di Bengkulu sudah naik 16 persen dibanding alokasi yang ditetapkan pada 2021. Pak Gubernur (Bengkulu) sudah menyampaikan dan kita akan evaluasi secara keseluruhan. Nanti, kita sudah memperkirakan dengan pertumbuhan konsumsi yang seperti ini dan didorong dengan disparitas harga antara subsidi dan nonsubsidi yang cukup besar diperkirakan akan ada kenaikan volume sampai akhir tahun," kata Arifin saat ditanya wartawan di SPBU 24.38216 Km 15 Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu.
Khusus mengantisipasi meningkatnya aktivitas masyarakat saat Ramadhan, pemerintah memastikan akan menjaga pasokan BBM di semua wilayah Indonesia.
"Kita akan memenuhi kebutuhan BBM supaya tidak ada kesulitan bagi masyarakat selama Ramadhan dan libur Lebaran," ujarnya.
Adanya lonjakan permintaan BBM, lanjut Menteri ESDM, seiring mulai tumbuhnya aktivitas perekonomian, seperti kebutuhan komoditas alam dan hasil perkebunan.
"Hal ini mendorong produksi yang lebih banyak, sehingga butuh dukungan besar dari sisi logistik transportasi. Makanya, kami menerima masukan dari pengendara yang terpaksa harus antre (mendapatkan) BBM. Kami (pemerintah) mohon maaf, ke depannya akan segera kami perbaiki," jelasnya.
Menteri Arifin juga mengatakan pemberian subsidi BBM dipertimbangkan berdasarkan mahalnya harga komoditas minyak global akibat adanya eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
"Kita harus mengalokasikan subsidi BBM yang tepat. Masyarakat juga harus disiplin menggunakan BBM sesuai dengan haknya," ungkapnya.
Mengacu Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, konsumen pengguna minyak solar telah diatur dengan jelas, sehingga masyarakat diminta untuk mematuhinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022