Produk kopi bubuk merek Kawah Dempo asal Pagaralam, Sumatera Selatan, mampu menembus pasar Australia setelah lulus dalam proses kurasi (penilaian) oleh lembaga perdagangan negara setempat.
Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel (BSB) Antonius Prabowo Argo di Palembang, Rabu, mengatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah binaan Bank Sumsel itu sejauh ini sudah mengirimkan beberapa ton kopi untuk dijadikan sampel ke Australia.
“Dalam waktu dekat sudah bisa ekspor,” kata Antonius.
Ia mengatakan proses mendorong produk kopi Sumsel untuk menembus pasar ekspor ini diawali dengan kegiatan expo khusus untuk membidik pasar Australia.
Sebelumnya, BSB juga menggelar seminar untuk menggarap potensi ekspor produk-produk lokal Sumsel.
Terdapat empat barang yang dikurasi yakni kopi, kain jumputan dan kain songket, kemplang dan rempah-rempah.
Saat ini kain songket Palembang sedang proses kurasi agar bisa menembus pasar Australia.
Namun, menurutnya yang paling mungkin untuk menjajal pasar di sana yakni kain jumputan karena para konsumen di Australia ternyata lebih menyukai produk kain yang berwarna tak mencolok.
Akan tetapi para perajin songket Palembang tak kehilangan akal dengan mulai mengembangkan kain songket berbahan pewarna alami sehingga warna yang dihasilkan cenderung lembut.
“Inilah guna kurasi jadi bisa tahu keinginan konsumen dari negara tujuan. Ke depan kami akan membantu UMKM untuk menjajal pasar Timur Tengah,” kata dia.
Tak hanya Bank Sumsel yang diharapkan membantu pengembangan UMKM, Pemerintah Provinsi Sumsel juga berharap muncul bapak angkat lain bagi pelaku UMKM sehingga lebih percaya diri dalam mengekspor produk.
Kepala Dinas Perindustrian Sumsel Ernila Rizar mengatakan pelaku UMKM perlu pendampingan karena ketidakmampuan untuk membuka akses pasar sehingga kehadiran bapak angkat akan membantu mereka.
“Seperti songket, itu secara ritel sudah diekspor ke luar negeri, tapi secara partai besar belum ada. Itulah kami sedang mencarikan bapak angkat, bukan songket saja, tapi juga untuk produk kuliner seperti pempek,” kata Erlina.
Selain mencarikan bapak angkat, Pemprov Sumsel juga membantu UMKM untuk memenuhi persyaratan dan perizinan untuk melakukan ekspor.
Sejauh ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memiliki unit khusus untuk membantu pelaku UMKM di Sumsel yang ingin melakukan ekspor hingga mengakses pembiayaan dari perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel (BSB) Antonius Prabowo Argo di Palembang, Rabu, mengatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah binaan Bank Sumsel itu sejauh ini sudah mengirimkan beberapa ton kopi untuk dijadikan sampel ke Australia.
“Dalam waktu dekat sudah bisa ekspor,” kata Antonius.
Ia mengatakan proses mendorong produk kopi Sumsel untuk menembus pasar ekspor ini diawali dengan kegiatan expo khusus untuk membidik pasar Australia.
Sebelumnya, BSB juga menggelar seminar untuk menggarap potensi ekspor produk-produk lokal Sumsel.
Terdapat empat barang yang dikurasi yakni kopi, kain jumputan dan kain songket, kemplang dan rempah-rempah.
Saat ini kain songket Palembang sedang proses kurasi agar bisa menembus pasar Australia.
Namun, menurutnya yang paling mungkin untuk menjajal pasar di sana yakni kain jumputan karena para konsumen di Australia ternyata lebih menyukai produk kain yang berwarna tak mencolok.
Akan tetapi para perajin songket Palembang tak kehilangan akal dengan mulai mengembangkan kain songket berbahan pewarna alami sehingga warna yang dihasilkan cenderung lembut.
“Inilah guna kurasi jadi bisa tahu keinginan konsumen dari negara tujuan. Ke depan kami akan membantu UMKM untuk menjajal pasar Timur Tengah,” kata dia.
Tak hanya Bank Sumsel yang diharapkan membantu pengembangan UMKM, Pemerintah Provinsi Sumsel juga berharap muncul bapak angkat lain bagi pelaku UMKM sehingga lebih percaya diri dalam mengekspor produk.
Kepala Dinas Perindustrian Sumsel Ernila Rizar mengatakan pelaku UMKM perlu pendampingan karena ketidakmampuan untuk membuka akses pasar sehingga kehadiran bapak angkat akan membantu mereka.
“Seperti songket, itu secara ritel sudah diekspor ke luar negeri, tapi secara partai besar belum ada. Itulah kami sedang mencarikan bapak angkat, bukan songket saja, tapi juga untuk produk kuliner seperti pempek,” kata Erlina.
Selain mencarikan bapak angkat, Pemprov Sumsel juga membantu UMKM untuk memenuhi persyaratan dan perizinan untuk melakukan ekspor.
Sejauh ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memiliki unit khusus untuk membantu pelaku UMKM di Sumsel yang ingin melakukan ekspor hingga mengakses pembiayaan dari perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022