Bengkulu,  (Antara) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu menggelar sidang paripurna istimewa dalam rangka memperingati hari jadi kota itu yang ke-295.
   
Ia mengatakan, Rapat Paripurna memperingati Hari Jadi Kota Bengkulu adalah Paripurna Istimewa DPRD Kota Bengkulu, Paripurna ke-2 masa sidang tahun sidang 2014.
   
Pada Rapat Paripurna Hari Jadi Kota Bengkulu, rapat menggunakan Bahasa Bengkulu serta pakaian melayu sebagai pakaian adat Bengkulu.
   
Ketua DPRD Kota Bengkulu Sawaluddin menjelaskan Peraturan Daerah yang menetapkan waktu hari jadi Kota Bengkulu menjadi tanggal 17 Maret.
   
"Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Bengkulu Nomor 01 Tahun 1991, Kota Bengkulu Secaro resmi ditetapkan pembentukannyo pado tanggal 17 Maret 1719," kata dia dengan menggunakan Bahasa Bengkulu.
   
Dia berharap seluruh masyarakat agar menjadikan peringatan hari jadi kota tersebut sebagai momentum serta wahana penguatan daerah dengan menilik sejarah terbentuknya Kota Bengkulu yang penuh dengan perjuangan.
   
Oleh sebab itu pada sidang tersebut Sawaludin mengajak peserta sidang serta tamu undangan untuk mengingat kembali sejarah dan mengenang berdirinya Kota Bengkulu.
   
"Menurut sejarah, Kota Bengkulu didirikan pado Tahun 1720, yakni setelah Gubernur Inggris diperkenankan oleh rajo-rajo Bengkulu untuk kembali ke Ujung Karang," Kata dia.
   
Sawaluddin menjelaskan, cikal bakal Kota Bengkulu adalah pusat perdagangan Pemerintah Inggris yang bernama Marlborough yang oleh orang Bengkulu menyebutnya Pasar Melabero.
   
Menurutnya, Kota Bengkulu pada awalnya berupa kerajaan-kerajaan kecil yang terdiri dari, kerajaan Sungai Lemau dengan raja yang berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat dengan gelar Datuk Bagindo Maharajo Sakti, Kerajaan Sungai Serut dengan raja yang berasal dari Kerajaan Majapahit yang bergelar Ratu Agung.
   
Lebih lanjut Sawaluddin menjelaskan, bahwa Raja Ratu Agung mempunyai anak yang bernama Ratu Gading Cempaka yang cantik dan dipinang oleh Putra dari Raja Aceh.
   
"Pinangan rajo aceh diterimo, dan rajo aceh balik ke negerinyo, akan tetapi malang tak dapek ditolak, ketiko putra Rajo Aceh datang untuk melaksanakan pernikahan ayahhanda Ratu Gading Cempaka meninggal dunio, dan kakanyo yang menggantikan tahta menolak pernikahan kareno masih dalam suasano berkabung," kata dia.
   
Penolakan untuk melangsungkan pernikahan yang dilakukan kakak Ratu Gading Cempaka yang bernama Rajo Anak Dalam Muaro Bangkahulu tersebut yang menjadi cikal bakal nama Kota Bengkulu, karena kesuksesan taktiknya untuk mengusir tentara Aceh yang menyerang kerajaan, sehingga namanya diabadikan menjadi nama kota yaitu Bangkahulu dan lazim disebut Bengkulu.
   
Dia mengharapkan, dengan momentum peringatan Hari Jadi Kota Bengkulu ini diharapkan menjadi wahana untuk mengingat dan mengambil hikmah dari serangkaian perjalanan historis berdirinya Kota Bengkulu yang penuh dengan perjuangan, keterbatasan tantangan dan hambatan.
   
Dia juga mengimbau seluruh kalangan masyarakat Kota Bengkulu untuk memberikan dukungan saran dan pertimbangan-pertimbangan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Bengkulu.
   
"Sudah tu Kami mengajak dan mengimbau kito untuk memberi dukungan dan pertimbangan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dari segala program yang telah kita sepakati, baik itu pembangunan di sektor fisik maupun non-fisik, terlebih lagi pembangunan di sektor moralitas. Sehinggo keinginan kito untuk menjadikan Kota Bengkulu nang maju, mandiri dan beradab dapek tercapai," kata dia.
   
Rapat Paripurna dihadiri Wali Kota, Wakil Wali Kota, Wakil Ketua DPRD Kota, Anggota DPRD Kota, Anggota DPD RI Perwakilan Bengkulu, Anggota DPR RI Dapil Bengkulu, Unsur FKPD, Sesepuh Daerah Kota Bengkulu, Ketua dan Wakil BMA, Mantan Ketua DPRD, Bupati Se-Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas, Kepala Badan, Camat, tokoh masyarakat serta tokoh adat Kota Bengkulu(adv/blw)

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014