RSPI Sulianti Saroso menyampaikan bahwa penyakit Hepatitis Akut pada anak tidak berkaitan dengan vaksinasi COVID-19 yang telah diberikan.
"Dari sekian pasien anak-anak yang terkena banyak sekali dari mereka yang bahkan belum vaksinasi. Hepatitis Akut karena efek vaksinasi itu adalah hoaks," ujar Kepala komite pencegahan dan pengendalian infeksi RSPI Sulianti Saroso, Titi Sundari dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah menegaskan bahwa Hepatitis akut tidak ada hubungannya dengan vaksinasi COVID-19.
Sampai saat ini, lanjut dia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Hepatitis Akut sebagai Hepatitis yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut pada Anak, Titi Sundari mengatakan, dugaan awal disebabkan oleh suatu virus yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
"Laboratorium menunjukkan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab penyakit Hepatitis Akut ini," paparnya.
Ia mengemukakan, penularan Hepatitis Akut salah satunya melalui oral atau makanan yang kotor karena terkontaminasi dari pasien yang sakit.
Ia mengatakan, untuk mencegah penularannya masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun yang airnya mengalir.
Kemudian, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak dari orang yang sakit agar terhindar dari penularan.
Sementara untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan, ia menyampaikan, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.
Oleh karena itu, ia menekankan, edukasi hidup sehat pada anak-anak dari orang tua, termasuk guru kepada murid-murid penting digencarkan.
Di samping itu, ia juga mengatakan, para orang tua dan guru juga harus mengetahui gejala-gejala awal penyakit Hepatitis Akut, yakni mual, muntah, nyeri perut, serta demam.
"Jika ada gejala muncul, harus mulai waspada, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan untuk diperiksa," ucapnya.
Ia menambahkan, gejala akan semakin berat seperti air urine berwarna pekat seperti teh, kejang bahkan hingga menurun kesadarannya.
"Jangan menunggu sampai hal itu terjadi karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah berat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
"Dari sekian pasien anak-anak yang terkena banyak sekali dari mereka yang bahkan belum vaksinasi. Hepatitis Akut karena efek vaksinasi itu adalah hoaks," ujar Kepala komite pencegahan dan pengendalian infeksi RSPI Sulianti Saroso, Titi Sundari dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah menegaskan bahwa Hepatitis akut tidak ada hubungannya dengan vaksinasi COVID-19.
Sampai saat ini, lanjut dia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Hepatitis Akut sebagai Hepatitis yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut pada Anak, Titi Sundari mengatakan, dugaan awal disebabkan oleh suatu virus yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
"Laboratorium menunjukkan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab penyakit Hepatitis Akut ini," paparnya.
Ia mengemukakan, penularan Hepatitis Akut salah satunya melalui oral atau makanan yang kotor karena terkontaminasi dari pasien yang sakit.
Ia mengatakan, untuk mencegah penularannya masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun yang airnya mengalir.
Kemudian, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak dari orang yang sakit agar terhindar dari penularan.
Sementara untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan, ia menyampaikan, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.
Oleh karena itu, ia menekankan, edukasi hidup sehat pada anak-anak dari orang tua, termasuk guru kepada murid-murid penting digencarkan.
Di samping itu, ia juga mengatakan, para orang tua dan guru juga harus mengetahui gejala-gejala awal penyakit Hepatitis Akut, yakni mual, muntah, nyeri perut, serta demam.
"Jika ada gejala muncul, harus mulai waspada, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan untuk diperiksa," ucapnya.
Ia menambahkan, gejala akan semakin berat seperti air urine berwarna pekat seperti teh, kejang bahkan hingga menurun kesadarannya.
"Jangan menunggu sampai hal itu terjadi karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah berat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022