Rejanglebong (Antara) - Sejumlah warga Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengaku terpaksa mengungsi ke luar daerah karena maraknya kasus teror setelah pemilu di daerah itu.

"Ada beberapa kepala keluarga mengungsi ke rumah saudara di luar Kecamatan Sindang Dataran. Mereka merasa ketakutan tinggal di desa akibat banyak orang-orang tidak kenal masuk ke desa dan melakukan teror kepada warga setelah pelaksanaan Pemilu kemarin," kata Manalu (47) warga Desa Sindang Jati, Kecamatan Sindang Dataran ketika ditemui di Kota Curup.

Aksi teror yang dialami warga desa tersebut yang mayoritas berasal dari Jawa tersebut dilakukan sejumlah orang tidak dikenal yang mengaku sebagai tim sukses para caleg yang gagal pada Pemilu 9 April 2014 lalu.

Mereka datang ke desa selain melakukan intimidasi juga melakukan perusakan kendaraan warga yang lewat serta melakukan aksi pemerasan.

Akibat aksi ini dirinya bersama dengan isterinya memilih mengungsi keluar desa karena jiwa mereka terancam akibat situasi keamanan yang tidak kondusif, hal ini dapat dilihat dengan kejadian yang menimpa isterinya Juliana (45) yang menjadi korban tindak kejahatan berupa perampasan kendaraan bermotor merek Suzuki Shogun-R pada Kamis siang (17/4) lalu di desa setempat.

Kasus teror dan aksi kejahatan yang marak terjadi di desa itu tambah dia, membuat warga Desa Sindang Jati yang sebagian besar umat Nasrani itu tidak bisa melaksanakan perayaan paskah, yang oleh warga daerah itu biasanya di isi dengan menggelar silahturahmi sesama umat Nasrani dan warga desa lainnya.

Sementara itu Kapolres Rejanglebong, AKBP Edi Suroso, di sela-sela rapat pleno rekapitulasi perolehan suara parpol dan caleg di KPU Rejanglebong menyebutkan pihaknya sedang melakukan penyelidikan ke lapangan guna mencari bukti permulaan yang cukup, kemudian adanya laporan serta saksi-saksi yang mengetahui kejadian itu.

"Kami meminta korban kejahatan dan warga yang merasa terancam jiwanya agar melaporkan kasusnya ke pihak polisi sehingga bisa ditindaklanjuti, dan jika terbukti para pelakunya akan ditindak tegas," kata Edi.

Sebelumnya pada Senin (14/4) lalu sekitar pukul 07.00 WIB Sahrun Azhari KPPS dua dan Saimanudin KPPS tiga Desa Air Rusa, mengalami tindak kekerasan berupa penamparan di rumah masing-masing yang dilakukan tim sukses salah satu caleg DPRD Kabupaten Rejanglebong, yang merasa kecewa karena perolehan suara caleg yang mereka dukung tidak memuaskan. Kasus kekerasan itu sendiri telah dilaporkan keduanya ke Polsek Sindang Kelingi, Selasa 15 April 2014.

Sementara itu To (35) warga Kota Curup, menyebutkan orangtuanya yang bermukim di Desa Sindang Jati, Kecamatan Sindang Dataran, pada Sabtu (12/4) lalu sekitar pukul 14.00 WIB menjadi korban pemerasan yang diduga dilakukan oknum caleg DPRD Kabupaten Rejanglebong berinisial MA dari partai Hanura bersama dengan empat rekannya dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam, akibat kejadian ini orangtuanya kehilangan uang tunai senilai Rp10 juta.***1***



Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014