Rio de Janeiro (Antara/AFP) - Kerusuhan berdarah di kawasan turis Rio de Janeiro tidak berpengaruh pada persiapan kota itu menggelar Piala Dunia, kata Sekjen FIFA Jerome Valche, Kamis (Jumat WIB).
Rio, yang menjadi penyelenggara tujuh pertandingan Piala Dunia 2014 termasuk babak final 13 Juli, hari Selasa diguncang kerusuhan dan konflik antara warga kawasan kumuh dan polisi di pantai Copacabana.
Konflik muncul setelah seorang penari ditemukan tewas. Pihak keluarga dan kawan-kawan korban menuduh polisi yang melakukan pembunuhan. Bentrokan itu mengakibatkan seorang pria berusia 27 tahun cedera berat karena terkena tembakan.
Peristiwa ini memprihatinkan, tapi bukan berarti beresiko bagi Piala Dunia," kata Valcke.
Saya telah menerima beberapa pesan yang menanyakan saya pakan ada perang sipil di Brazil, dan saya jawab tidak," tambah Sekjen FIFA itu di kota Fortaleza, utara Brazil.
Hari Jumat ia melakukan pemeriksaan terakhir atas persiapan Piala Dunia di Rio.
Sebelumnya, Kamis, FIFA mengumumkan bahak akan ada 12 festival suporter Piala Dunia, termasuk di kota Recefe, dimana pihak keamanan setempat belum memberi izin karena faktor biaya dan keamanan.
Festival suporter -- yang dilakukan pada fans yang tidak punya karcis Piala Dunia, terbukti sukses pada Piala Dunia Jerman 2006 dan berlanjut di Afsel 2010.
Ke-12 kota di Brazil juga merencanakan membuat festival suporter itu pada 12 Juni hingga 13 Juli, tapi di kota Recife pihak berwenang setempat mengatakan bahwa mereka tidak ingin menanggung biaya.
Sejumlah pejabat setempat juga khawatir stadion menjadi titik fokus para pengunjuk rasa seperti para Piala Konfederasi tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014