Bengkulu (ANTARA) - Survei opini publik yang digelar Lembaga Survei Media Survei Center Indonesia (MSCI) menunjukkan masyarakat di Kota Bengkulu mayoritas merupakan pemilih cerdas dan rasional pada Pilkada Serentak 2024.
"Menurut hasil survei yang kami dapatkan, pemilih di Kota Bengkulu untuk Pilkada 2024 merupakan pemilih cerdas dan rasional, hal itu ditunjukkan dari sikap responden yang memilih berdasarkan program yang ditawarkan kandidat," kata Direktur Eksekutif MSCI Helmi Panggabean di Bengkulu, Jumat.
Menurut dia sebanyak 52,8 persen responden menyatakan akan memilih sesuai hati nurani mereka meskipun terjadi politik uang atau berupa bahan pokok berasal dari para kandidat.
"Kalau kami breakdown lagi dari 52 persen itu, 45 persen responden menyatakan menentukan pilihan mereka pada kandidat yang memiliki program yang lebih baik yang ditawarkan kepada masyarakat," kata dia.
Kemudian, sebanyak 27,8 persen responden lainnya memilih karena kenal dengan sosok kandidat. Sikap responden tersebut tidak berubah meskipun seluruh kandidat diasumsikan memberi pemilih baik dalam bentuk uang maupun bahan pokok.
"Bahkan, 14 persen responden menegaskan tidak akan menerima pemberian uang atau sembako dan tidak memilih calon yang memberikannya. Hanya sekitar 12,7 persen yang menjawab akan menerima uang atau sembako dan memilih calon yang memberikannya," kata Helmi.
Oleh karena itu, menurut dia pemilih di Kota Bengkulu merupakan pemilih cerdas dan rasional, sebab mayoritas responden menyatakan pemberian baik dalam bentuk politik uang maupun bahan pokok tidak akan mempengaruhi pilihan para pemilih.
Sementara itu untuk elektabilitas lima pasang kandidat calon wali kota dan wakil wali kota Bengkulu, kata dia survei menunjukkan pasangan Dedy Wahyudi-Ronny Tobing dengan elektabilitas tertinggi sebesar 43,3 persen.
Kemudian disusul oleh Dedy Ermansyah-Nuragiyanti 22,2 persen, Dani Hamdani-Sukatno 12,2 persen, Benny Soeharto-Fahrizal 9 persen, Aryono Gumay-Hariliyanto 8,5 persen.
"Itu saat kami tanyakan jika pemilihan wali kota dilaksanakan hari (saat survei digelar 17 November 2024)," ujarnya.
Ketika responden ditanya apakah akan tetap sama pilihan mereka saat hari pemungutan suara 27 November mendatang, sebanyak 62,5 persen responden menyatakan tetap pada pilihan mereka, dan 27,8 persen menyatakan masih bisa berubah pilihan.