Bengkulu (Antara) -  Pengamat ekonomi yang juga pengajar ekonomi Universitas Bengkulu Dra Purmini, M,Sc menilai pertumbuhan ekonomi sektoral di daerah itu, pada bidang pertanian masih lemah.

"Seharusnya perekonomian daerah kita ditopang oleh pertanian dan pertambangan, karena kedua sektor tersebut yang terbesar di Bengkulu, namun sampai kuartal I 2014, kedua sektor tersebut masih rendah," kata dia di Bengkulu, Rabu.

Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi sektoral, dia mengatakan sampai awal 2014 pertumbuhan di sektor pertanian hanya mencatatkan angka 4,20 persen.

"Sektor pertambangan lebih rendah lagi, hanya 1,7 persen," kata dia

Dia mengatakan sektor yang dinilai membukukan angka positif untuk laju petumbuhan yakni sektor jasa 8,59 persen, perdagangan 8,04 persen, industri 7,65 persen, serta sektor keuangan sebesar 7,52 persen.

"Sektor pertanian juga bergantung dengan infrastruktur sebagai penunjang pendistribusian bahan, peralatan serta hasil pertanian, sementara pertambangan tidak hanya bergantung infrastruktur, tapi proses pengurusan perizinan juga berpengaruh," katanya.

Purmini mengatakan, terdata sebesar 30 persen infrastruktur jalan di Provinsi Bengkulu mengalami rusak berat dan sedang.

"Kalau infrastruktur direvitalisasi, pertumbuhan sektor pertanian juga akan bergerak positif," katanya.

Dia juga mengatakan Pemerintah Provinsi Bengkulu mempunyai banyak pekerjaan rumah untuk mendorong laju pertumbuhan perekonomian setempat di berbagai sektor.

"Seperti yang diungkapkan gubernur pertengahan April lalu, bahwa angka pengangguran dan kemiskinan di Bengkulu meningkat, ini perlu perhatian khusus, salah satu langkah yang bisa diambil adalah mendorong laju pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Pemda menurutnya, juga harus menekan angka kemiskinan dan pengangguran dengan pemanfaatan penggunaan anggaran baik APBD maupun APBN.

"Harus ada efektivitas dan efisiensi anggaran sehingga bisa menjangkau seluruh sektor yang membutuhkan," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan angka pengangguran di daerah itu pada 2014 meningkat 2,6 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013.

"Terdata pada April 2014, angka pengangguran menjadi 4,74 persen, sebelumnya angka pengangguran sebesar 2,14 persen," kata dia.

Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengupayakan angka pengangguran di daerah itu dapat ditekan melalui percepatan seluruh program daerah setempat.

"Ini perlu perhatian khusus, pemerintah harus bekerja keras menghadapinya," kata dia.

Tingginya angka pengangguran, menurut Junaidi juga akan berdampak terhadap permasalahan sosial lainnya, yakni meningkatnya angka kemiskinan.

Angka kemiskinan tercatat 17,5 persen, kita harus secepatnya melakukan percepatan pembangunan perekonomian Bengkulu, ini langkah awal untuk menjawab kedua permasalahan tersebut," katanya.

Demi mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di daerah itu, Gubernur Bengkulu meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar bersama-sama mengoptimalkan penggunaan APBD dan APBN yang dikucurkan untuk Provinsi Bengkulu.

Selain itu, Gubernur Bengkulu, juga menginstruksikan kepada kepala daerah kabupaten dan kota agar fokus menggunakan anggaran untuk percepatan pembangunan perekonomian.

"APBN dan APBD adalah instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan anggaran tersebut," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014