Bandung (Antara) - Legenda dan mantan pelatih Timbas Taekwondo Indonesia, Alex Harjanto  meluncurkan buku biografi "Tak Kaya Harta Namun Berjiwa" bertepatan dengan Kejurnas Taekwondo 2014 di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia, Kamis.

"Saya tidak terlalu suka publikasi, namun bila ada yang mempublikasikan yah saya tidak apa. Saya hanya berharap taekwondo Indonesia terus maju dan mengibarkan Merah Putih pada berbagai even internasional," kata Alex Harijanto. 

Peluncuran buku "Masket Taekwondo" Indonesia tersebut berlangsung sederhana yang dihadiri oleh sejumlah pengurus Pengda Taekwondo Indonesia (TI) dari sejumlah daerah. Termasuk Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan FPOK UPI Bandung, Agus Rusdiana dan Ketua Pengda TI Jawa Tengah Sudharsono Chandrawijaya.

Buku setebal 204 halaman dengan sampul  bergambar sosok Alex itu disusul oleh Sapto Adiwiloso, Sunyoto dan Syofiar. Selain memaparkan kiprahnya sebagai pelatih Timnas Taekwondo Indonesia yang mengukir sejarah meraih medali perak di ajang Olimpiade 1992 di Atlanta itu serta di sejumlah kejuaraan lainnya itu, juga menghimpun testimoni dari para mantan atlet yang pernah ditangani pelatih bertangan dingin itu.

Master Alex, begitu kalangan taekwondo Indonesia memanggilnya, merupakan legenda hidup dalam pertumbuhan olahraga beladiri asal Korea tersebut. Dan selama ini Alex yang terlahir dengan nama Mok Ghay Liong, merupakan salah satu pelatih taekwondo tersukses dalam membantu atletnya meraih prestasi internasional.

"Saya titipkan nasionalisme dan mental psikologis atlet harus kuat, pembinaan tidak hanya sekedar mengasah teknik dan fisik namun juga menyiapkan mental dan semangat. Tanpa keduanya tidak akan maksimal," kata Alex.

Pada kesempatan itu, Alex menyatakan seorang pelatih harus totalitas menangani atlet, tinggal di satu pemondokan dengan atlet dan mengontrol sekecil apapun permasalahan dan kebutuhan atlet.

Ia juga mengkritisi trend penggunaan pelatih asing, yang menurut dia kerap terkendala bahasa. Padahal komunikasi dan bahasa menentukan sekitar 40 persen dari sebuah proses pelatihan.

Sementara itu penulis bulu Alex Harjanto, Tak Kaya Harta Namun Berjiwa, Sapto Adiwiloso menyebutkan buku biografi itu disusun untuk menginspirasi generasi muda khususnya atlet Taekwondo Indonesia.

"Master Alex terkenal tegas, keras dan disiplin dalam melatih atlet, namun ia memiliki kelembutan dan sifat humanis dalam kesehariannya," kata Sapto.

Dalam buku itu, penulis juga memaparkan bagaimana kemampuan komunikasi dan pelajaran psikologis yang disampaikan oleh Alex kepada para anak didiknya.

"Ia tak hanya menempa fisik dan teknik, namun juga menempa mental psikologis atlet dengan gayanya yang khas. Ia juga seordang 'chef' yang mengontrol menu yang dibutuhkan atletnya," kata Sapto.

Selain itu, ia juga sosok pelatih yang peduli faktor non teknik. Salah satu kasus adalah menolong atletnya yang kesulitan biaya untuk latihan, atau kesusahan lainnya yang menjadi kendala lainnya.

"Banyak hal yang perlu diketahui oleh generasi muda Taekwondo dari sosoknya, buku ini hanya sebagian kecil dari kiprah besar yang dilakukannya," kata Sapto menambahkan.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014